WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump menolak menarik klaim-nya pada hari Kamis (11/08/2016) bahwa Presiden Barack Obama yang mendirikan ISIS, lansir Anadolu Agency, Kamis.
Trump pertama kali mengeluarkan klaim tersebut hari Rabu dalam kampanye di Florida, mengatakan bahwa kelompok teror tersebut menghormati Obama.
“Dia adalah pendiri IS. Dia pendiri IS. Dia pendiri. Ia mendirikan IS,” katanya mengacu pada kelompok Islamic State, nama lain untuk ISIS.
Selama serangkaian wawancara media hari Kamis Trump menolak untuk mengalah, dan tegas bersikeras bahwa presiden Amerika ini adalah pendiri ISIS.
“Aku tidak peduli,” katanya dalam wawancara radio dengan tokoh konservatif Hugh Hewitt setelah Hewitt menyatakan bahwa Obama membenci Daesh dan mencoba untuk membunuh mereka.
“Dia adalah pendiri. Cara dia keluar dari Irak adalah saat berdirinya IS, oke? “Jawab Trump bersikeras bahwa istilah Obama sebagai pendiri ISIS bukanlah kesalahan.
“Semua orang menyukainya. Saya pikir mereka menyukainya. Aku memberinya penghargaan pemain paling berharga. Dan saya memberikannya, dan aku memberikannya kepada, saya memberikan penghargaan wakil-pendiri untuk Hillary, “tambahnya adalah, mengacu pada saingannya dari Demokrat, Hillary Clinton.
Calon Partai Demokrat itu beralih ke Twitter untuk merespon, dan mengatakan “Siapa pun bersedia untuk tenggelam begitu rendah, begitu seringnya sehingga tidak boleh diizinkan untuk bertugas sebagai Kepala Komandan kami.”
Komentar sensasionalnya tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian komentar seperti yang telah Trump keluarkan selama kampanye. Kampanyenya menukik tajam setelah Trump mengecam keluarga Kapten Angkatan Darat Muslim yang tewas saat bertugas di Irak.
Dalam gejolak akibat serangan mematikan bulan Juni di klub malam Orlando, Pulse, Trump tampaknya menunjukkan bahwa Obama bersekongkol dengan ISIS ketika ia mengatakan kepada Fox News bahwa “Obama tidak paham, atau ia paham lebih baik dari siapa pun.”
AS, di bawah Obama, telah memimpin koalisi 60 negara untuk memerangi kubu IS di Irak dan Suriah, dan Washington secara terpisah telah memulai serangan udara untuk menyerang basis ISIS di Libya.
Koalisi menklaim kemarin bahwa upaya dua tahun yang telah membunuh sekitar 45.000 pesukan IS di Irak dan Suriah, mengurangi jumlah ISIS menjadi 15,000 hingga 30,000.
Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam