
TASIKMALAYA (Jurnalislam.com) – Akademisi sekaligus pemerhati politik Tasikmalaya, Asep M Tamam mengatakan, misi politik ulama bukanlah menang atau kalah, akan tetapi benar dan salah. Pernyataan tersebut ia tegaskan di hadapan puluhan ulama serta sejumlah elemen umat Islam Tasikmalaya dalam acara Silaturahim dan Halal Bi Halal Akbar di Pendopo Kota Tasikmalaya, Sabtu (23/7/2016).
Asep menyinggung pencalonan salah seorang ulama Tasikmalaya, KH Aminuddin Bustomi yang akan maju pada pemilihan Walikota Tasikmalaya tahun depan.
Dosen UIN Bandung itu menjelaskan, dalam konteks Tasik yang nyantri, kemunculan ulama dalam kontestasi politik sangat menarik. Menurutnya, ia bisa menjadi simbol mempertahankan kesantrian Tasikmalaya.
“Hanya saja, konsep berpolitiknya harus jelas. Pertaruhannya besar, marwah dunia keulamaan diemban. Ulama yang identik dengan ilmu, dengan kesalehan, dengan keteladanan, harus menjadi bagian inheren dan integral. Jika dibutuhkan maju, ketiga nilai tadi harus masuk dalam proses berpilitiknya,” jelasnya kepada Jurnalislam usai acara.
“Konsep sebagai misi berpolitik ulama harus mengacu pada prinsip benar-salah, bukan menang-kalah,” sambungnya.
Asep menambahkan, ulama harus yakin dengan proses yang benar dia bisa mendapatkan dukungan umat. Jika menang, lanjut dia, kemenangannya dihasilkan dengan dasar kebenaran.
“Jika pun kalah, ia telah menyebarkan inspirasi dan mengajarkan politik yang sehat,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Asep mengimbau para ulama agar tidak terjebak pada politik instan yang menghalalkan segala cara. Ulama harus mengusung politik adiluhung.
“Politik adalah media dakwah para ulama. Berpolitik adalah berdakwah. Karena dakwah, jalannya harus benar,” pungkasnya.
Reporter: Aryo Jipang | Editor: Ally Muhammad Abduh