JAKARTA (jurnalislam.com)— Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Iskandar, menegaskan pentingnya menjaga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air) di tengah kehidupan masyarakat majemuk. Namun demikian, ia mengingatkan agar semangat toleransi tidak sampai mengorbankan akidah umat Islam.
Hal tersebut disampaikan Kiai Anwar dalam penutupan Orientasi Pengurus MUI Pusat periode 2025–2030 yang digelar di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (24/12/2025).
“Toleransi dalam muamalah iya, moderasi dalam hal-hal yang bersifat universal iya. Tapi jangan ritualitas diajak untuk toleransi. Mana yang akidah, mana yang ubudiyah itu berbeda,” tegas Kiai Anwar.
Menurutnya, persoalan akidah tidak bisa dicampuradukkan dengan keyakinan lain. Jika hal itu dilakukan, justru akan merusak makna toleransi yang sesungguhnya.
“Kita tidak bisa mencampuradukkan akidah dengan akidah lain. Kalau ini dilakukan, yang rusak bukan hanya akidah, tapi juga toleransi itu sendiri,” ujarnya.
Kiai Anwar menekankan bahwa pengurus MUI harus menjadi garda terdepan dalam menjaga umat, terutama dalam hal akidah. Ia menilai tantangan umat Islam tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam, berupa pemahaman-pemahaman yang menyimpang.
“Di internal umat Islam sendiri ada saja pemahaman yang menyimpang. Ini tugas kita bersama untuk menjaga umat agar tetap berada di jalan yang lurus,” kata dia.
Selain itu, Kiai Anwar juga mengingatkan para pengurus MUI untuk menjaga lisan dan sikap dalam menyampaikan pendapat di ruang publik. Menurutnya, penyampaian yang tidak bijak justru dapat memicu fitnah, kegaduhan, dan perpecahan di tengah umat Islam.
“Jaga mulut, jaga ucapan. Jangan sampai yang kita sampaikan justru menimbulkan fitnah, kegaduhan, dan perpecahan, terutama di antara sesama Muslim,” pesannya.
Lebih lanjut, ia mengajak pengurus MUI untuk aktif mengawasi kebijakan negara, termasuk produk perundang-undangan yang dihasilkan lembaga legislatif. Pengawasan tersebut dinilai penting agar tidak lahir kebijakan yang berpotensi merusak akidah umat.
“Jangan sampai ada kementerian membuat kebijakan yang berpotensi merusak keyakinan umat. Kita cermati kebijakan negara dan legislatif, lalu berikan nasihat dan pendampingan yang baik,” tegasnya.
Kiai Anwar menutup pesannya dengan menegaskan peran strategis MUI sebagai benteng umat Islam.
“MUI harus menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan akidah umat Islam,” pungkasnya.