Sekjen MUI: Mayoritas Umat Islam Masih Lemah Secara Ekonomi

Sekjen MUI: Mayoritas Umat Islam Masih Lemah Secara Ekonomi

JAKARTA (jurnalislam.com)— Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Amirsyah Tambunan, menilai kondisi ekonomi umat Islam di Indonesia masih menghadapi tantangan serius. Meskipun umat Islam merupakan mayoritas penduduk, kontribusi dan posisi ekonomi mereka dinilai belum kuat dan cenderung terpinggirkan.

Pernyataan tersebut disampaikan Buya Amirsyah saat memberikan sambutan penutupan Rapat Kerja Lembaga Penggerak Ekonomi Umat (LPEU) MUI serta Penguatan Pembinaan Koperasi yang digelar di Hotel Mercure, Jakarta Barat, Kamis–Jumat (20/12/2025). Penutupan kegiatan dilakukan secara daring karena Buya Amirsyah sedang berada di Sumatera.

“Secara jumlah kita mayoritas, tetapi dalam praktik ekonomi justru sering berada di posisi lemah. Ini fakta yang harus kita sadari dan carikan solusinya bersama,” ujar Buya Amirsyah.

Ia menjelaskan, kehadiran LPEU MUI merupakan upaya strategis untuk memperkuat basis ekonomi umat melalui konsolidasi potensi yang selama ini berjalan secara terpisah. Dengan adanya lembaga ini, gerakan ekonomi umat diharapkan menjadi lebih terarah dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

“LPEU dibentuk sebagai wadah penguatan dan penyatuan langkah ekonomi umat agar lebih efektif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Buya Amirsyah juga menekankan pentingnya perubahan pola pikir dalam menggerakkan ekonomi umat. Menurutnya, pendekatan birokratis yang menunggu kesiapan dana justru akan menghambat gerakan.

“Dalam perjuangan ekonomi umat, jangan menunggu semuanya sempurna. Bergerak dan berikhtiar dulu, insya Allah pembiayaan akan menyusul. Ini pola pikir aktivis dan wirausahawan,” tegasnya.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya pendampingan UMKM, penguatan usaha mikro, serta akses pembiayaan yang sehat agar masyarakat terbebas dari praktik rentenir. Ia menilai masjid dan komunitas umat harus menjadi pusat pemberdayaan ekonomi yang nyata dan berkelanjutan.

“Sangat ironis jika kita lantang menyatakan riba itu haram, tetapi umat di sekitar masjid justru terjerat rentenir. Ini persoalan yang harus kita selesaikan bersama,” katanya.

Ke depan, Buya Amirsyah mendorong LPEU MUI untuk memiliki target yang jelas dan terukur, termasuk memperluas program pemberdayaan ekonomi umat hingga seribu titik di berbagai daerah di Indonesia.

“Dampak tidak akan terasa tanpa target dan pendataan yang serius. Kita harus berani menetapkan sasaran yang konkret,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Buya Amirsyah menegaskan bahwa perjuangan ekonomi umat harus berpijak pada nilai keimanan dan keberkahan, bukan semata orientasi keuntungan materi.

“Kita ingin membangun perniagaan yang membawa maslahat dan keberkahan, bukan keuntungan sesaat yang berujung pada kerusakan,” pungkasnya.

Sumber: Muidigital

Bagikan