Ekspedisi Indonesia Baru Bongkar Jejak Deforestasi, Jutaan Hektare Hutan Hilang di Era Jokowi

Ekspedisi Indonesia Baru Bongkar Jejak Deforestasi, Jutaan Hektare Hutan Hilang di Era Jokowi

JAKARTA (jurnalislam.com)โ€” Penelitian yang dilakukan Ekspedisi Indonesia Baru mengungkap bahwa Indonesia mengalami kehilangan hutan dalam skala besar selama satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo (2014โ€“2024). Temuan ini menjadi dasar film dokumenter 17 Surat Cinta yang diunggah melalui kanal YouTube Ekspedisi Indonesia Baru pada 1 Desember 2024, dan menyoroti kerusakan hutan yang terus berlangsung, termasuk di kawasan konservasi.

Dalam kajiannya, Ekspedisi Indonesia Baru menyimpulkan bahwa sekitar 4,3 juta hektare hutan hilang dalam 10 tahun terakhir, termasuk di wilayah yang secara hukum berstatus kawasan lindung seperti suaka margasatwa dan hutan konservasi. Angka tersebut diperoleh dari analisis data tutupan hutan berbasis citra satelit, laporan lapangan, serta kompilasi temuan berbagai lembaga lingkungan independen.

โ€œKerusakan hutan tidak hanya terjadi di kawasan produksi, tetapi juga merambah wilayah konservasi yang seharusnya dilindungi negara,โ€ demikian disampaikan tim Ekspedisi Indonesia Baru dalam pemaparan riset mereka yang kemudian diangkat ke dalam film 17 Surat Cinta.

๐——๐—ฒ๐—ณ๐—ผ๐—ฟ๐—ฒ๐˜€๐˜๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐˜€๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ผ๐—ป๐˜€๐—ฒ๐—ฟ๐˜ƒ๐—ฎ๐˜€๐—ถ

Film 17 Surat Cinta mendokumentasikan perjalanan lapangan Ekspedisi Indonesia Baru ke sejumlah titik krisis lingkungan, salah satunya Suaka Margasatwa Rawa Singkil, Aceh. Kawasan ini dikenal sebagai ekosistem rawa gambut penting dan habitat satwa langka, namun mengalami perambahan dan alih fungsi lahan untuk perkebunan sawit.

Berdasarkan temuan lapangan dan data pendukung, deforestasi di kawasan konservasi dinilai masih terus terjadi, meskipun pemerintah menyatakan laju deforestasi nasional mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Perbedaan ini, menurut peneliti lingkungan, dipengaruhi oleh perbedaan metodologi, definisi โ€œkehilangan hutanโ€, serta cakupan wilayah analisis.

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama ini menyampaikan bahwa Indonesia berhasil menurunkan laju deforestasi dan bahkan mencapai angka terendah dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kelompok masyarakat sipil dan peneliti independen menilai bahwa penurunan laju tidak berarti berhentinya kehilangan hutan secara absolut.

Ekspedisi Indonesia Baru menekankan bahwa penelitian mereka tidak hanya menghitung laju tahunan, tetapi juga akumulasi kehilangan tutupan hutan selama satu dekade, termasuk yang terjadi secara legal maupun ilegal, serta yang berlangsung di kawasan konservasi.

๐—™๐—ถ๐—น๐—บ ๐˜€๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ฎ๐—ถ ๐— ๐—ฒ๐—ฑ๐—ถ๐˜‚๐—บ ๐—ž๐—ฟ๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ธ ๐—Ÿ๐—ถ๐—ป๐—ด๐—ธ๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป

Film 17 Surat Cinta diposisikan sebagai medium refleksi dan kritik sosial-lingkungan. Melalui pendekatan dokumenter dan narasi personal, film ini menyampaikan โ€œsuratโ€ kepada publik dan pengambil kebijakan tentang kondisi hutan Indonesia yang dinilai masih berada dalam ancaman serius.

โ€œFilm ini bukan sekadar karya visual, tetapi bentuk pertanggungjawaban moral atas apa yang kami temukan di lapangan,โ€ tulis Ekspedisi Indonesia Baru dalam keterangan resmi mereka.

Penelitian ini sekaligus menjadi seruan agar negara melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan tata kelola hutan, penegakan hukum lingkungan, serta perlindungan kawasan konservasi. Tanpa langkah tegas, Ekspedisi Indonesia Baru memperingatkan bahwa kerusakan ekologis akan berdampak langsung pada krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan konflik sosial di tingkat tapak.

Bagikan