Trump Tegaskan Gencatan Senjata Masih Berlaku Walau Israel Berulang Kali Serang Gaza

Trump Tegaskan Gencatan Senjata Masih Berlaku Walau Israel Berulang Kali Serang Gaza

WASHINGTON (jurnalislam.com)– Menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jared Kushner, yang menjadi salah satu negosiator utama dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza, mengatakan bahwa Hamas telah bertindak dengan itikad baik berdasarkan perjanjian tersebut.

Dalam wawancara dengan CBS pada Ahad (19/10/2025), Kushner mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan positif dari para mediator regional yang terlibat dalam negosiasi gencatan senjata.

“Sejauh yang kami lihat dari laporan para mediator, Hamas sejauh ini telah berupaya mematuhi perjanjian tersebut,” ujar Kushner.

Ia menambahkan, meski kesepakatan itu masih bisa gagal kapan saja, Hamas dinilai telah menunjukkan komitmen awal untuk menghormati isi perjanjian.

Kushner menjelaskan bahwa Amerika Serikat, Israel, dan para mediator regional secara bersama memantau pelaksanaan kesepakatan, termasuk proses pemulangan tawanan dan jenazah warga Israel yang ditahan Hamas di Gaza.

Menurutnya, koordinasi dalam pemulihan jenazah para sandera bergantung pada kerja sama antara otoritas Israel dan mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki, yang menjadi perantara komunikasi dengan pejabat Hamas di lapangan.

“Kami mendorong kedua belah pihak untuk aktif mencari solusi, bukan saling menyalahkan atas kegagalan,” kata Kushner, seraya menegaskan pentingnya menjaga stabilitas selama fase pertama gencatan senjata.

Sementara itu, Presiden Donald Trump menegaskan bahwa gencatan senjata di Gaza masih berlaku, meskipun pasukan Israel tetap melancarkan sejumlah serangan yang menewaskan puluhan warga Palestina.

Trump mengatakan, Washington berupaya memastikan situasi tetap tenang dan mendorong agar kedua pihak mematuhi kesepakatan yang telah dibuat.

𝗥𝗲𝗻𝗰𝗮𝗻𝗮 𝗥𝗲𝗸𝗼𝗻𝘀𝘁𝗿𝘂𝗸𝘀𝗶 𝗚𝗮𝘇𝗮 𝗦𝗲𝗻𝗶𝗹𝗮𝗶 𝗥𝗽𝟴𝟬𝟬 𝗧𝗿𝗶𝗹𝗶𝘂𝗻

Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengungkapkan bahwa Amerika Serikat telah menyiapkan “rencana induk” rekonstruksi Gaza pascaperang.

Rencana tersebut, yang bernilai sekitar 50 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar Rp800 triliun, akan difokuskan pada pemulihan infrastruktur dasar seperti perumahan, listrik, air bersih, dan fasilitas kesehatan.

“Saya kira ini akan memerlukan banyak dana. Perkiraannya sekitar 50 miliar dolar, mungkin sedikit lebih atau kurang,” ujar Witkoff.

“Namun itu bukan angka besar bagi kawasan ini, karena ada beberapa negara yang siap membantu.”

Ia menambahkan bahwa proses pembangunan kembali akan dilakukan secara transparan, dengan dukungan dari mitra regional seperti Qatar, Mesir, Uni Emirat Arab, serta lembaga internasional. (Bahry)

Sumber: TRT

Bagikan