Kim Jong Un: Korea Utara Kerahkan “Aset Khusus” Tanggapi 28.500 Tentara AS di Korea Selatan

Kim Jong Un: Korea Utara Kerahkan “Aset Khusus” Tanggapi 28.500 Tentara AS di Korea Selatan

PYONGYANG (jurnalislam.com)— Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan negaranya telah mengerahkan “aset khusus” sebagai respons atas peningkatan persenjataan Amerika Serikat di Korea Selatan, lapor media pemerintah pada Ahad (5/10).

Amerika Serikat menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman militer dari Korea Utara yang bersenjata nuklir. Bulan lalu, AS bersama Korea Selatan dan Jepang juga menggelar latihan militer gabungan. Pyongyang rutin mengecam latihan ini sebagai simulasi invasi, sementara sekutu menegaskan bahwa kegiatan tersebut bersifat defensif.

“Aliansi nuklir AS-Korea Selatan sedang berkembang pesat, dan mereka melakukan berbagai latihan untuk mengeksekusi skenario berbahaya,” kata Kim saat membuka pameran senjata di Pyongyang pada Sabtu (4/10), dikutip Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Ia menambahkan, “Seiring dengan peningkatan persenjataan militer AS di wilayah Korea Selatan, kekhawatiran strategis kami juga meningkat. Oleh karena itu, kami telah menugaskan aset khusus kami ke target-target utama.” Namun, Kim tidak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan “aset khusus” tersebut.

Foto-foto KCNA menunjukkan Kim Jong Un berjalan di antara berbagai senjata, termasuk rudal, didampingi sejumlah jenderal Korea Utara di pusat pameran senjata dalam ruangan.

Bulan lalu, Kim menyatakan keterbukaannya untuk berunding dengan Amerika Serikat, sambil menyinggung hubungan baiknya dengan Presiden Donald Trump, dengan syarat negaranya tidak menyerahkan persenjataan nuklir.

Selama masa jabatan Trump, Kim bertemu dalam tiga pertemuan puncak, sebelum perundingan di Hanoi gagal pada 2019 terkait konsesi senjata nuklir. Sejak itu, Korea Utara menegaskan tidak akan melepaskan senjata nuklirnya dan mendeklarasikan diri sebagai negara nuklir yang “tidak dapat diubah,” meskipun terus menghadapi sanksi PBB. (Bahry)

Sumber: Alarabiya

Bagikan