Gay Jadi Penyumbang Tertinggi Kasus HIV di Jawa Barat

Gay Jadi Penyumbang Tertinggi Kasus HIV di Jawa Barat

BANDUNG (jurnalislam.com)– Kasus penularan HIV di Jawa Barat menunjukkan tren mengkhawatirkan. Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jabar mengungkapkan bahwa kelompok lelaki seks lelaki (LSL) atau gay menjadi penyumbang tertinggi kasus baru sepanjang tahun 2024.

Dari total 1,19 juta orang yang menjalani tes HIV, tercatat 52.105 orang berasal dari kelompok LSL. Hasilnya, 3.247 orang di antaranya dinyatakan positif HIV. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibanding kelompok lainnya.

“Kalau melihat grafik, penularan HIV paling banyak memang melalui hubungan seksual, khususnya pada kelompok laki-laki seks dengan laki-laki,” ujar Pengelola Program KPA Jabar, Landry Kusmono, dikutip Selasa (26/6/2025).

Lebih mengkhawatirkan, lanjut Landry, banyak dari LSL tersebut juga memiliki pasangan lawan jenis. Kondisi ini menyebabkan risiko penularan HIV tidak hanya terbatas di komunitas mereka, namun berpotensi meluas ke masyarakat umum.

“Banyak LSL di Jawa Barat itu juga punya pasangan. Jadi penularan bisa terjadi lintas kelompok,” tambahnya.

𝗟𝗼𝗻𝗷𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗮𝘀𝘂𝘀 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝟯 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗧𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿

Data KPA Jabar juga mencatat lonjakan drastis kasus HIV dalam tiga tahun terakhir. Jika sebelumnya penambahan kasus tahunan relatif stabil di kisaran 5.000 kasus, sejak 2022 grafik meningkat tajam.

Tahun 2022 tercatat 8.620 kasus baru, 9.710 kasus pada 2023, dan melonjak menjadi 10.405 kasus di akhir 2024. Artinya, kenaikan temuan kasus baru mencapai 100 persen dibanding periode sebelumnya.

Landry menilai salah satu pemicu lonjakan tersebut adalah mobilitas tinggi kelompok berisiko pasca pandemi COVID-19. Banyak pekerja seks dan pekerja migran yang kembali ke daerah asal setelah kehilangan pekerjaan, sehingga memicu penularan di lingkungannya.

“Banyak perempuan pekerja seks dari luar daerah kembali ke kampung halaman, lalu menularkan di lingkungan terdekat, termasuk keluarga dan masyarakat. Begitu juga laki-laki asal Jawa Barat yang sebelumnya bekerja di luar daerah,” jelasnya.

Menurut Landry, jalur penularan HIV di Jawa Barat mayoritas masih melalui hubungan seksual dibandingkan penggunaan jarum suntik.

Sumber: detik

Bagikan