Mesir Siaga Penuh di Perbatasan, Tolak Pemindahan Paksa Warga Gaza ke Wilayahnya

Mesir Siaga Penuh di Perbatasan, Tolak Pemindahan Paksa Warga Gaza ke Wilayahnya

KAIRO (jurnalislam.com)- Angkatan bersenjata Mesir dilaporkan dalam kondisi siaga penuh di perbatasan dengan Gaza sejak dimulainya serangan terbaru Israel di Kota Gaza. Kairo mengantisipasi gelombang besar pengungsi Palestina yang terdesak ke arah selatan jalur sempit tersebut.

Sejak perang Gaza meletus hampir dua tahun lalu, Mesir berulang kali memperingatkan Israel agar tidak memaksakan pengusiran terhadap 2,3 juta penduduk Palestina. Namun, serangan darat dan udara Israel baru-baru ini telah menggusur paksa sekitar 400 ribu orang, yang kini bergerak menuju bagian selatan Gaza, tepat di dekat perbatasan Mesir.

Laporan tersebut disampaikan media Al-Araby Al-Jadeed pada Jumat (19/9/2025), Kairo khawatir Israel tengah merancang skenario bencana dengan mendorong warga Gaza menyeberang ke Sinai utara. Langkah itu dianggap sebagai upaya untuk menempatkan Mesir dalam posisi sulit, seolah-olah menjadi pihak yang menolak pengungsi, sementara Israel lepas dari tanggung jawab kejahatannya.

“Wacana resmi di Kairo tidak melihat perkembangan ini sebagai sesuatu yang acak, melainkan sebagai rencana yang disengaja yang menargetkan keamanan nasional Mesir dan kawasan,” tulis media tersebut.

Meski krisis semakin parah, Mesir dipastikan tidak akan menangguhkan perjanjian keamanan dengan Israel. Namun hubungan diplomatik kedua negara yang terjalin sejak 1979 semakin memburuk sejak perang Gaza meletus pada Oktober 2023.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi sendiri menegaskan bahwa negaranya tidak akan menjadi pintu gerbang bagi pengusiran massal rakyat Palestina. Ia menyebut perang Israel di Gaza sebagai bentuk “genosida sistematis” dan menegaskan pemindahan paksa massal merupakan garis merah.

Awal bulan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menuduh Mesir “memenjarakan” warga Gaza, setelah Kairo menolak tegas skenario pemindahan paksa ke wilayah Sinai.

Yordania juga memperingatkan bahwa jika penggusuran rakyat Palestina dipaksakan, maka Amman akan menganggapnya sebagai tindakan perang.

Sejak dimulainya agresi militer Israel hampir dua tahun lalu, lebih dari 65 ribu warga Palestina gugur di Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan setempat.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kini menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan