GAZA (jurnalislam.com)– Tiga tentara Israel dilaporkan tewas pada Senin (2/6/2025) dan dua lainnya mengalami luka parah setelah sebuah rudal antitank menghantam kendaraan militer jenis Hummer di wilayah Jabalia, Gaza utara, pada Senin (2/6/2025). Insiden ini terjadi di tengah eskalasi besar di berbagai wilayah Jalur Gaza.
Media Israel menyebut serangan tersebut sebagai “penyergapan yang rumit dan sulit.” Para korban diketahui berasal dari Brigade Kesembilan Angkatan Darat Israel. Militer Israel mengerahkan tiga helikopter untuk mengevakuasi korban, namun operasi evakuasi terganggu akibat tembakan intensif dari arah sekitar lokasi. Salah satu helikopter bahkan dilaporkan ditembaki saat mencoba menjangkau korban luka. Akibat sengitnya bentrokan, upaya evakuasi akhirnya dihentikan.
Kelompok perlawanan Palestina, Brigade Al-Qassam sayap militer Hamas, mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap militer Israel dalam beberapa hari terakhir. Dalam pernyataan resminya, Al-Qassam menyebutkan bahwa pada Sabtu (31/5), pasukan mereka menargetkan konsentrasi pasukan Israel di sebelah timur kota Al-Qarara, Khan Yunis, dengan 13 peluru mortir kaliber 120 mm dan 60 mm. Selain itu, mereka juga menyerang lokasi Ein Al-Thaltha dengan tiga rudal jarak pendek jenis Rajum.
Sehari kemudian, Ahad (1/6), Brigade Al-Qassam menyatakan telah menghantam sebuah buldoser militer Israel jenis D9 menggunakan rudal Yassin 105 di daerah Qizan al-Najjar, selatan Khan Yunis.
Pada Senin (2/6), Al-Qassam kembali mengonfirmasi keterlibatan para pejuangnya dalam bentrokan jarak dekat dengan pasukan pendudukan Israel di sebelah timur kamp Jabalia, Gaza utara. “Bentrok masih berlangsung. Sejumlah tentara musuh tewas dan terluka,” demikian pernyataan yang dipublikasikan melalui kanal resmi Hamas.
Sementara itu, serangan udara Israel terus menggempur berbagai wilayah di Jalur Gaza, menewaskan puluhan warga sipil. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas sejak agresi militer Israel dimulai pada 7 Oktober 2023 telah melampaui 54.000 orang, dengan lebih dari 124.000 lainnya mengalami luka-luka.
Di sisi lain, Hamas menuduh militer Israel terus menargetkan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas medis. Kelompok tersebut memperingatkan bahwa puluhan ribu pasien, termasuk wanita, anak-anak, dan lansia, kini tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan maupun pengobatan penyakit kronis.
Dalam pernyataannya, Hamas mengecam tindakan militer Israel yang dianggap sebagai “pelanggaran berkelanjutan terhadap hukum internasional”. (Bahry)
Sumber: Shafaq