SIDOARJO(Jurnalislam.com) – Banyaknya keingintahuan mengenai seluk beluk Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena), membuat Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim menggelar pelatihan. Pelatihan ini digelar di Ruang Siaga dan halaman parkir BPBD Jatim di Jalan S Parman, Waru, Sidoarjo, Minggu, 16 Januari 2022.
Pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kemampuan para anggota organisasi mitra SRPB Jatim, terutama dalam pengoperasian Mosipena mendatang. Diharapkan mereka bisa ikut berperan aktif dalam kegiatan Mosipena.
“Belajar penanggulangan bencana itu tidak ada habisnya. Salah satunya dengan mempelajari Mosipena yang masuk dalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),” ungkap Aslichatul Insiyah, fasilitator SPAB yang juga pengurus SRPB Jatim ini.
Pelatihan Mosipena ini masuk dalam acara Arisan Ilmu Nol Rupiah jilid-38. Arisan ilmu kali ini juga merupakan yang pertama digelar di tahun 2022.
Sekitar 50 peserta sebelumnya mendapatkan pembekalan materi oleh narasumber dari SRPB Jatim. Kemudian, mereka diajak praktik mengoperasikan Mosipena. Termasuk bagaimana menyalakan genset, mengoperasikan videotron, serta mengatur perpustakaan.
Menurut Azelin, panggilan Aslichatul Insiyah, sejak 2021 SRPB Jatim dipercaya oleh BPBD Jatim untuk menangani pelatihan di 13 kabupaten dan kota. “Kami mengedukasi masyarakat lewat SPAB dan Mosipena,” jelasnya.
Sementara, Andreas Eko Muljanto dan Erfan Alif alias Erick, menjelaskan soal teknis mengoperasikan Mosipena. Termasuk cara menggunakan berbagai tools atau peralatan yang ada.
“Mobil ini satu-satunya di Indonesia dan sangat bermanfaat bagi relawan untuk mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan,” kata Leo, panggilan Andreas Eko Muljanto.
Sedangkan Erfan Alif mengungkapkan bahwa untuk mengoperasikan Mosipena ini dibutuhkan 4-5 orang operator. “Fasilitatornya juga harus punya kajian risiko, SOP menghadapi berbagai ancaman bencana, dan sebagainya. Operatornya juga harus multitasking mengoperasikannya,” jelasnya.
Koordinator SRPB Jatim Dian Harmuningsih menyambut baik pelatihan ini. Menurutnya, Mosipena bisa menjadi alat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. “Dan itu harus diajarkan oleh relawan secara terus-menerus,” katanya.(*)