TERNATE(Jurnalislam.com)—Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara, KH. Samlan Ahmad Hi menyoroti kelemahan media digital yang dianggap kunci bangkit dari Pandemi Covid-19.
Menurutnya, digitalisasi ekonomi bisa menolong pengusaha modal besar bangkit dari Pandemi Covid-19 tetapi tidak dengan pemilik usaha modal pas-pasan. Masyarakat menengah ke bawah di Maluku Utara, kata dia, tidak bisa seleluasa kalangan ekonomi lain dalam memperoleh akses digital.
“Perlu adanya gerakan bersama agar ada keadilan dalam hal ekonomi dan akses digital. Itu diperlukan untuk melindungi golongan usaha menengah ke bawah agar tidak semakin terperosok akibat ketimpangan modal,” ujarnya dalam webinar bertajuk “Bangkit dari Covid-19 dengan Nalar dan Aksi Bersama Berlandaskan Nilai-Nilai Islam dan Fatwa MUI: Penguatan Peran dan Da’i Milenial dalam Kebangkitan dari Dampak Covid-19”, Sabtu (30/10) secara virtual.
“Di Maluku Utara khususnya Ternate, dua tahun terakhir ini masyarakat kelas menengah ke bawah yang modalnya pas-pasan yang hidup dari warung kecil-kecil, dengan adanya Covid-19, kalah dengan pemodal besar,“ imbuhnya.
Kiai Samlan menyebut, terdapat sekitar 60 sampai 70 minimarket di seluruh Ternate. Animo masyarakat untuk belanja condong kepada minimarket dibandingkan warung-warung kelontong di pinggir jalan.
Menurutnya, itu menjadi gambaran sederhana ketimpangan modal dan akses yang merugikan pengusaha kecil. Alih-alih ekonomi mereka pulih, Covid-19 membuat mereka semakin terperosok karena kesenjangan modal.
Dalam Webinar Hasil Kerjasama MUI dan Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut, Kiai Samlan juga mengingatkan bahwa Covid-19 adalah tanggung jawab bersama. Ekonomi umat tidak akan bangkit jika diurus perorangan. Selain kesehatan, ekonomi menjadi persoalan paling krusial sehingga umat tidak boleh lengah apalagi frustasi.
“Tugas kita semua dalam urusan Covid-19 adalah bagaimana bangkitnya ekonomi umat. Ekonomi yang jadi titik sentral dalam menghadapi musibah yang luar biasa ini, kita tidak boleh lengah. Karena itu cukup berpotensi untuk bisa mengurangi nilai dari imun, atau frustasi berkepanjangan,” jelasnya. (mui)