BERLIN (Jurnalislam.com) – Gerakan anti-Islam PEGIDA Jerman mengatakan akan menggelar unjuk rasa besar di Dresden, pada hari Minggu (24/01/2015).
Kelompok kanan populis tersebut biasanya mengadakan demonstrasi setiap hari Senin, namun penyelenggara mengatakan niat mereka mengubah tanggal itu untuk mencegah bentrokan dengan lawan dan demonstran sayap kiri, yang juga menyerukan unjuk rasa pada hari Senin.
"Kami akan membuat pengecualian dan akan bertemu pada hari Minggu kali ini untuk reli ke-13 kami," kata kelompok itu di halaman Facebook resmi mereka pada hari Jumat.
Patriotik Eropa Menentang Islamisasi Barat memulai protes mingguan mereka di Dresden dengan sekitar 500 demonstran pada 20 Oktober 2014, tetapi secara signifikan berhasil meningkatkan basis dukungannya dalam waktu tiga bulan.
Lebih dari 25.000 orang turun ke jalan di Dresden pada 12 Januari setelah terjadinya serangan di majalah Charlie Hebdo di Paris.
Penyelenggara unjuk rasa PEGIDA mengatakan mereka mengharapkan sekitar 25.000 pengunjuk rasa bergabung dalam unjuk rasa hari Minggu di Dresden, yang dipandang sebagai ujian bagi gerakan populis kanan di tengah skeptisisme yang tumbuh di antara masyarakat Jerman tentang tindakan kelompok mereka.
Unjuk rasa yang diselenggarakan pada 21 Januari oleh cabang kelompok PEGIDA di Leipzig menarik kurang dari 1.000 demonstran, jauh lebih sedikit dari perkiraan PEGIDA, yang menyatakan bahwa lebih dari 30.000 orang akan menghadiri acara tersebut.
Skandal yang terkuak baru-baru ini di sekitar pemimpin PEGIDA, perbedaan pendapat dengan kelompok-kelompok terkait di kota-kota lain, serta serangan kekerasan terhadap wartawan selama unjuk rasa di Leipzig, telah menimbulkan kecurigaan tentang kelompok ini.
Lutz Bachmann, pemimpin PEGIDA, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Rabu di tengah perselisihan mengenai foto yang diposting di Facebook di mana ia berpakaian seperti Adolf Hitler.
Bachmann mengklaim foto itu sebagai lelucon, tapi jaksa penuntut umum Dresden membuka penyelidikan kejahatan rasial dalam posting Facebook mantan pemimpin tersebut.
Deddy | Anadolu Aggency | Jurniscom