YAMAN (Jurnalislam.com) – Sebuah gencatan senjata yang mulai berlaku di Yaman sebagian besar berlangsung Senin meskipun terjadi beberapa pelanggaran oleh milisi Syiah Houthi, kata seorang jenderal yang setia kepada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, lansir World Bulletin, Senin (11/04/2016).
"Gencatan senjata tidak runtuh dan kami berharap pemberontak (Syiah Houthi) mengakhiri serangan dan menghormati gencatan senjata," kata kepala staf pasukan bersenjata, Jenderal Mohamed Ali al-Makdashi.
Makdashi mengatakan pasukannya sudah siap untuk "menghentikan setiap upaya kemajuan Houthi."
Jenderal mengatakan pemberontak Houthi yang didukung Republik Syiah Iran melanggar gencatan senjata pada beberapa tempat sejak diberlakukan pada 21.00 GMT hari Ahad (10/04/2016).
Pelanggaran terjadi di kota-kota Taez di barat daya Yaman dan Marib di timur ibukota Sanaa, dan provinsi Jawf yang lebih jauh ke utara, katanya.
Sebuah rudal pemberontak yang ditembakkan ke arah Marib dari wilayah Sana'a dicegat setelah gencatan senjata dimulai, ia menambahkan.
Di Taez, komisi militer di kota terbesar ketiga Yaman tersebut mengatakan telah mencatat "12 pelanggaran gencatan senjata oleh pemberontak".
Komisi mengatakan tembakan Houthi menewaskan seorang warga sipil dan melukai beberapa orang lainnya di kota, menambahkan: "Pembalasan kami terbatas untuk membela diri."
Loyalis dan pasukan pemberontak Houthi telah berjanji untuk menghormati gencatan senjata yang ditengahi PBB, menambah optimisme yang hati-hati menjelang perundingan baru untuk mencapai kesepakatan perdamaian yang abadi.
Ada harapan baru bahwa gencatan senjata dapat membentuk landasan kesepakatan damai tahan lama yang dapat disepakati sejak 18 April di Kuwait.
Tiga upaya sebelumnya runtuh setelah koalisi yang dipimpin Saudi pada bulan Maret 2015 mulai melakukan serangan udara untuk mendukung pemerintah Hadi dan mendorong Houthi yang menyerbu Sana'a pada September 2014 agar mundur sebelum maju ke wilayah lainnya.
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam