Sejak Pelantikan Abdul Fattah al Sisi Hubungan Mesir-Israel Menghangat

JERUSALEM (Jurnalislam.com) – Hubungan antara Mesir dan Israel telah terlihat membaik dalam beberapa bulan terakhir, terutama sejak pelantikan Presiden Mesir Abdul Fattah al Sisi tahun lalu, lansir Anadolu Agency, Senin (14/09/2015).

Namun hubungan hangat pemerintahan antara kedua Negara yang bertetangga tersebut belum diikuti oleh rakyat kedua negara.

Sebagai tanda meningkatnya ikatan antara dua negara, Israel membuka kembali kedutaan besarnya di Kairo pekan lalu, empat tahun setelah mengevakuasi misi diplomatiknya setelah demonstran merobohkan bendera Israel dan mengobrak-abrik gedung setelah pembunuhan lima penjaga perbatasan oleh tentara Israel di Sinai.

Berbicara kepada Anadolu Agency, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahason, menyebut hubungan Israel dengan Mesir, negara yang paling padat penduduknya di dunia Arab, sebagai "hubungan yang baik dan strategis".

"Kami melihat peresmian kedutaan sebagai langkah yang sangat penting, yang merupakan bagian terbaik yang pernah ada dari hubungan [Israel] dengan Mesir," katanya. "Kami sekarang menunggu kedatangan duta besar Mesir untuk Israel."

Mesir adalah negara Arab pertama yang mengakui Israel setelah penandatanganan perjanjian perdamaian pada tahun 1979.

Israel membuka kedutaan besarnya di Kairo pada bulan Februari 1980. Mesir membuka kedutaan besarnya di Tel Aviv satu bulan kemudian. Pada tahun 1982, Israel menyelesaikan penarikan dari Semenanjung Sinai, yang diduduki selama perang Timur Tengah 1967.

Israel dan Mesir telah mengembangkan hubungan ekonomi menyusul penandatanganan perjanjian damai mereka.

Namun, volume perdagangan Israel-Mesir secara drastis menurun sejak tahun 2000, ketika pemberontakan Palestina pecah setelah kunjungan kontroversial politisi Ariel Sharon ke a Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, menurut Kementerian Luar Negeri Israel.

Pada tahun 2001, ekspor Israel ke Mesir sebesar $ 47.000.000, turun dari $ 58.000.000 pada tahun 2000. Sementara impor Israel dari Mesir mencapai $ 20 juta dalam tahun 2001, turun dari $ 20,7 di tahun sebelumnya.

Analis Israel Danny Rubinstein menjelaskan hubungan Israel saat ini dengan Mesir sebagai "ikatan terbaik yang pernah terjadi".

"Setelah 36 tahun penandatanganan perjanjian damai mereka, ada koordinasi yang lengkap antara Israel dan Mesir karena mereka menghadapi musuh bersama, yaitu terorisme," katanya kepada Anadolu Agency.

Dia berargumen bahwa hubungan Israel dengan Mesir selama era mantan Presiden Hosni Mubarak "terpengaruh oleh media".

"Tapi di bawah pimpinan Sisi ikatan ini benar-benar berbeda," katanya, mengutip pertemuan rutin antara pejabat Mesir dan Israel. "Pertemuan ini sangat membantu meningkatkan hubungan antara kedua belah pihak."

Pada tahun 2012, mantan Presiden Muhammad Mursi menarik duta Mesir dari Israel sebagai protes atas serangan Israel di Jalur Gaza yang diblokade.

Tapi pada bulan Juni setelah penggulingan Mursi oleh militer Mesir, Sisi memutuskan untuk mengirimkan duta besar baru untuk Israel.

Namun Rubinstein yakin bahwa hubungan antara masyarakat Mesir dan Israel belum sampai ke hubungan hangat antara pihak berwenang di kedua negara.

"Ada tuduhan konspirasi yang berulang terhadap Israel dan Yahudi," katanya, mengutip pengejaran pihak berwenang terhadap warga Mesir yang bepergian ke Israel.

Israel dipandang negatif oleh masyarakat Mesir akibat kekejamannya terhadap warga Palestina di wilayah penjajahannya.

Tapi Rubinstein juga mengutip sebuah "pergeseran" bagaimana Israel dipandang  media Mesir, mengutip sebuah serial TV baru-baru ini tentang kehidupan orang-orang Yahudi di Mesir selama tahun 1950-an.

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses