Pastor Inggris Pelajari Islam dengan Jalani Puasa Selama Ramadhan

INGGRIS (Jurnalislam.com) – Terinspirasi oleh semangat spiritual bulan suci Ramadhan, seorang pendeta Birmingham berpuasa selama bulan Ramadhan untuk menunjukkan solidaritas dengan kaum Muslim Inggris dan mengumpulkan uang untuk minoritas.

“Ini adalah "kesempatan yang sangat baik" untuk meningkatkan pemahaman antara kedua agama dan untuk "berbagi perspektif tentang puasa dan pantangan di masing-masing tradisi," Anthony Murley, seorang pendeta dari Gereja All Saints di Herbert Road, Small Heath, mengatakan kepada Birmingham Mail pada hari Senin (06/07/2015).

"Kami menyadari perbedaan antara keyakinan kita, serta keinginan bersama untuk melayani masyarakat dengan kasih.”

"Sangat bagus untuk dapat memaksimalkan pertemuan antara satu sama lain, untuk terlibat dalam pembelajaran bersama dan persahabatan sejati."

Pendeta tersebut terinspirasi oleh jamaah Masjid di dekatnya yang mengambil bagian dalam Lenten season (tradisi pra-Paskah) untuk mempromosikan pemahaman.

Selain puasa, pendeta Birmingham tersebut juga mengumpulkan dana bagi Yayasan Bantuan Manusia (Human Relief Foundation) yang membantu Muslim dan Kristen yang tertindas di Irak.

Murley bukan satu-satunya orang Kristen yang berpuasa Ramadhan untuk menunjukkan solidaritas.

Awal bulan ini, umat Kristen dari seluruh dunia turut berpartisipasi dalam kampanye baru, #Christian4Ramadan, untuk berbagi semangat bulan suci dengan Muslim di seluruh dunia.

Ide berbagi puasa Ramadhan terinspirasi oleh Muslim yang Februari lalu memutuskan untuk mengambil bagian dalam tradisi Lent (pra-Paskah) Kristen yaitu berpantang dari "kebiasaan buruk" pribadi seperti menonton televisi atau makan terlalu banyak gula.

Menggunakan hashtag #Muslims4Lent, pemuda Muslim men-tweet foto dirinya saat menyatakan apa yang pantang mereka lakukan.

Ramadhan, bulan paling suci dalam kalender Islam, dimulai pada hari Kamis, 18 Juni.

Di bulan Ramadan, umat Islam dewasa menjauhkan diri dari makanan, minuman, dan rokok sejak fajar hingga matahari terbenam.

Orang sakit dan yang sedang bepergian dibebaskan dari puasa terutama jika menimbulkan risiko kesehatan.

Niat baik pendeta tersebut mendapatkan pujian dari umat Islam tetangga yang mengambil bagian dalam tradisi pra-Paskah.

"Saya merasa itu adalah sikap yang sempurna untuk menunjukkan solidaritas dengan Gereja All Saints Church, yang menjalani Lent," Nasrin Shah, dari hubungan antar agama di Masjid Hussainia, mengatakan.

Hubungan antar agama antara masjid Hussainia dan Gereja All Saints dimulai saat Masjid memberikan kepada gereja sekotak coklat saat Natal. Setelah itu, gereja memberi hadiah bagi masjid saat Idul Fitri.

Hubungan diperkuat melalui beberapa acara yang diselenggarakan oleh kedua tempat ibadah tersebut seperti mencuci mobil amal, pertemuan untuk proyek-proyek lingkungan dan wisata rumah ibadah bagi masyarakat setempat.

Deddy | OnIslam| Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses