Anshar Syariah Libya Bertempur di Bawah Pemimpin Baru

LIBYA (Jurnalislam.com) – Pada tanggal 18 Juni 2015 akun Twitter yang berhubungan dengan Anshar Syariah faksi jihad yang berafiliasi dengan al Qaeda di Libya mencantumkan sebuah link rekaman audio berdurasi 30 menit dari siaran mingguan radio tersebut yang meliput berita dan peristiwa di Benghazi dan di tempat lain di Libya. Rekaman itu merupakan siaran ke-24 yang telah ditayangkan.

Sekitar dua menit pertama, penyiar radio memohon kepada Allah untuk menerima pemimpin pertama, Syeikh Mohammed al Zahawi, sebagai syuhada. Penyiar kemudian meminta Allah untuk melindungi dan memberkahi penerus Syeikh Zahawi, seorang mujahadin yang dikenal sebagai Abu Khalid al Madani.

Pada bulan Januari, Syeikh al Madani mengeluarkan pidato sanjungan Anshar Syariah untuk Zahawi. Sedikit yang diketahui publik tentang Syeikh al Madani. Dan lebih sedikit lagi yang diketahui tentang Syeikh Zahawi, meskipun dia lebih sering muncul di hadapan publik dibanding penggantinya. Misalnya, pertemuan Zahawi dengan Syeikh Usamah bin Laden pada 1990-an.

Selama siaran radio Anshar Syariah, Syeikh al Madani mengatakan bahwa kelompoknya dan umat "tidak akan dapat melupakan penghinaan yang ditujukan kepada Muslim kecuali melakukan jihad." Ini adalah motif standar jihad, mengingat kembali ke masa-masa kemuliaan ketika kerajaan Islam berkuasa atas wilayah yang luas. Syeikh Al Madani melanjutkan dengan mengatakan bahwa otoritas Allah harus dibangun kembali dan dunia sedang menunggu jihadis untuk membebaskan Masjid Al Aqsa dari Zionis Yahudi.

Pidato Syeikh Al Madani, yang memperingati awal Ramadhan, berlangsung beberapa menit. Siaran kemudian beralih ke hal-hal lain, termasuk serangan udara AS baru-baru di Ajdabiya, Libya, di mana veteran al Qaeda Syeikh Mokhtar Belmokhtar diduga menghadiri sebuah pertemuan.

Syeikh Belmokhtar ternyata selamat dari bom, namun beberapa pejuang Anshar Syariah gugur (syahid). Acara radio mereferensikan laporan yang dikeluarkan oleh Anshar Syariah dan Dewan Syura Ajdabiya (ASC), yang secara implisit membantah bahwa Syeikh Belmokhtar telah gugur. Anshar Syariah dan ASC menyebutkan daftar "Syuhada" yang tewas dalam serangan udara AS, tanpa memasukkan Belmokhtar dalam daftar dan mengatakan bahwa tidak ada orang lain lagi yang gugur. (Anshar Syariah beroperasi sebagai bagian dari ASC, memimpin Dewan Syura Revolusioner Benghazi, dan bergabung dengan aliansi lain juga).

Namun, serangan udara AS tidak menjadi kekhawatiran paling mendesak bagi Anshar Syariah. Faksi jihad ini telah terlibat dalam pertempuran sengit melawan pasukan pro-pemerintah Jenderal Khalifa Haftar selama lebih dari satu tahun. Dan kedua belah pihak telah bergulat untuk menguasai Benghazi sejak Haftar meluncurkan Operasi Martabat (Operation Dignity) pada bulan Mei 2014.

Ketika itu Anshar Syariah telah menderita kerugian yang signifikan, termasuk kehilangan pemimpin utama seperti Syeikh Zahawi. Tapi Anshar Syariah terus berjuang dan terus mendistribusikan publikasinya melalui situs jaringan "wartawan" di Twitter, selain Twitter resmi mereka sendiri, yang telah berulang kali dihentikan.

Pada tanggal 22 Juni, misalnya, awak media Anshar Syariah membukukan laporan bergambar yang mendokumentasikan serangan terhadap sebuah barak penuh pasukan Haftar di "sektor barat" Benghazi. Anshar Syariah mengatakan telah memulai serangan dengan bom mobil "remote control". Serangan artileri dan mortir jihadis kemudian berhasil mengusir tentara Haftar.

Seperti kebiasaan mujahidin lain, Anshar Syariah membukukan foto terpisah yang mendokumentasikan "ghonimah" dari serangan mereka yang sukses di barak tentara musuh. Dua truk hancur, masing-masing membawa senjata berat, juga ditampilkan.

Baru-baru ini foto foto lainnya fokus pada kegiatan amal Anshar Syariah di Benghazi, Derna, dan kota-kota lain di Libya. Beberapa gambar menunjukkan anggota "Direktorat Layanan Umum" Anshar Syariah membagi-bagikan tabung gas untuk keluarga yang tinggal di daerah yang dikuasai jihadis. Foto lain menunjukkan pejuang kelompok memberikan "barang rumah tangga" untuk "keluarga miskin" di Derna.

Ada banyak tuduhan dan  spekulasi mengenai hubungan Anshar Syariah dengan Islamic State (IS). Bertentangan dengan berbagai akun yang salah, Anshar Syariah belum bergabung dengan "khilafah" versi Abu Bakar al Baghdadi itu.

Hanya beberapa anggota saja memang ada yang membelot ke IS walaupun kedua kelompok ada kesamaan serangan di dalam Benghazi, tapi Anshar Syariah samasekali tidak mendukung Baghdadi. Karena Anshar Syariah hubungan Anshar Syariah dengan al Qaeda di Magreb Islam (AQIM), cabang resmi al Qaeda yang tetap setia kepada Syeikh Ayman al Zawahiri, dan hubungannya dengan loyalis Al Qaeda lainnya, seperti Syeikh Belmokhtar.

DanSyeikh  al Madani telah menolak panggilan untuk menggabungkan Anshar Syariah dengan IS. Misalnya, pejabat tinggi syariah Ansar al Syariah, Abu Abdullah al Libi, yang berjanji setia kepada Baghdadi awal tahun ini. Tapi pasukannya Syeikh al Madani tidak mengikutinya. Anshar Syariah kemudian menunjuk tokoh lain, Syeikh Abu Tamim al Libi, sebagai penggantinya.

Publikasi Anshar Syariah juga tidak mendukung pandangan bahwa Anshar Syariah telah bergabung dengan Islamic State.

Pada tanggal 21 Juni, Anshar Syariah memposting sebuah link ke buletin mingguan mereka, "Ini adalah Ummah Anda, Satu Ummah." Publikasi pdf meliputi ringkasan tidak hanya kegiatan Ansar al Syariah, tetapi juga kelompok jihad lainnya.

Bagian berita newsletter berisi ringkasan pidato sanjungan al Qaeda di Semenanjung Arab untuk Syeikh Nasir al Wuhayshi, yang menjabat sebagai amir AQAP dan general manager global al Qaeda hingga ia syhaid dalam serangan pesawat tanpa awak AS.

Baik PBB maupun Departemen Luar Negeri melaporkan bahwa cabang Anshar Syariah di Derna telah bersumpah setia kepada Islamic State. Dalam Laporan Negara Terorisme untuk tahun 2014 yang baru-baru ini dirilis, misalnya, Departemen Luar Negeri menyatakan bahwa Anshar Syariah di Derna "berjanji setia kepada" Negara Islam pada bulan Oktober 2014. Tapi laporan ini tidak benar.

Anshar Syariah secara independen terus menerbitkan berita mengenai kegiatannya di Derna. Berita-berita ini dicap dengan nama Anshar al Syariah, logo, dan lambang-lambang lainnya.

Selain itu, Al Wasat, publikasi yang berbasis di Libya, melaporkan pada 23 Juni bahwa dua tentara Libya tewas di luar pintu masuk selatan Derna selama pertempuran antara Anshar Syariah dan Angkatan Darat Libya. Al Wasat juga mengklaim bahwa Anshar Syariah telah berjuang bersama milisi yang berafiliasi dengan al Qaeda lainnya di Derna melawan milisi Islamic State. Milisi lainnya ini milik Mujahideen Shura Council di Derna, yang mulai memerangi cabang Islamic State  di awal bulan.

Pesan lain terbaru dari Anshar Syariah menunjukkan bahwa mereka bukan bagian dari jaringan internasional Islamic State. Pada tanggal 24 Juni, organisasi memposting banner berisi pertanyaan dan jawabannya, "Kita berjuang untuk apa?" Tidak ada yang menyebutkan "khalifah" Baghdadi di banner itu.

Anshar Syariah menjelaskan bahwa mereka tidak "berjuang untuk dunia ini maupun untuk posisi, kemuliaan, reputasi, atau kekaguman tertentu." Sebaliknya, "kita melawan untuk membela agama kita, untuk mendirikan aturan Allah, dan mengikuti perintah dari pencipta kita. "

Lebih dari dua setengah tahun setelah serangan 11 September 2012, yang membuat Anshar Syariah terkenal di Barat dan masih berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.

Di bawah ini adalah foto Anshar Syariah yang menunjukkan penggunaan bom mobil "remote control", artileri dan mortir dalam serangan pada 22 Juni di barak milik pasukan Jenderal Haftar di Benghazi:

 

Deddy | The Long War Journal | Jurniscom

 

 

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses