NORTH CAROLINA (Jurnalislam.com) – Ribuan orang bergabung dalam pemakaman tiga mahasiswa muda Muslim yang ditembak mati di negara bagian North Carolina, yang menurut anggota keluarga merupakan "kejahatan berdasarkan kebencian."
Setidaknya 5.000 orang berkumpul di masjid dan lapangan olahraga terdekat di ibukota negara bagian North Carolina, Raleigh, pada hari Kamis (12/2/2015), untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para korban.
Reporter Al Jazeera, Andy Gallacher, yang berada di lokasi mengatakan: "Solidaritas besar terlihat jelas – dan bukan hanya di North Carolina."
Deah Shaddy Barakat, 23 tahun, mahasiswa kedokteran gigi University of North Carolina; dan istrinya yang berusia 21 tahun, Yusor Mohammad; serta adiknya yang berusia 19 tahun, Razan Mohammad Abu-Salha, tewas di universitas kota Chapel Hill, pada hari Selasa, diduga dibunuh oleh Craig Stephen Hicks.
Tersangka berusia 46 tahun tersebut telah didakwa dengan tiga dakwaan pembunuhan tingkat pertama.
Polisi mengatakan sebuah pertikaian panjang tentang ruang parkir mungkin menjadi penyebab serangan mematikan tersebut.
Namun, anggota keluarga korban mempertanyakan penjelasan resmi.
Mohammad Abu-Salha, ayah dari dua wanita yang dibunuh, mengatakan kepada media lokal bahwa ia menganggap pembunuhan itu sebagai kejahatan rasial.
"Media di sini membombardir warga Amerika dengan Islam, Islam, terorisme Islam dan membuat orang di sini takut kepada kita dan membenci kita dan ingin kita keluar. Jadi, jika seseorang memiliki konflik dengan Anda, dan mereka sudah membenci Anda, Anda mendapatkan peluru di kepala," Abu-Salha, yang seorang psikiater, mengatakan dalam wawancara.
Deddy | Aljazeera | Jurniscom