ANKARA (Jurnalislam.com) – Turki menyampaikan kecaman kerasnya kepada Rusia atas serangan baru-baru ini di Idlib Suriah, kata menteri luar negeri Turki, di hari Rabu (5/9/2018).
“Setelah serangan itu, institusi kami [Turki dan Rusia] saling menghubungi. Kami mengatakan kepada mereka bahwa ini salah,” kata Mevlut Cavusoglu pada konferensi pers dengan timpalannya dari Jerman, Heiko Maas, lansir Anadolu Agency.
Serangan itu ditujukan untuk “menguasai Idlib”, yang dikatakan Cavusoglu “membawa risiko serius” dan “akan menjadi bencana dari banyak sudut”.
“Keinginan rezim untuk menyerang dan menguasai Idlib tampak jelas,” tambahnya.
Cavusoglu mengatakan Rusia dan Iran adalah penjamin rezim Assad dan Turki terus berhubungan dengan kedua negara ini.
Dia mengatakan Turki tidak membawa kelompok radikal ke Idlib dan mempertanyakan mengapa kelompok-kelompok itu dibawa ke Idlib bersama dengan senjata mereka dari Aleppo, Ghouta Timur dan Homs.
Baca juga: Jerman Ajak Masyarakat Dunia Cegah Bencana Kemanusiaan di Idlib
“Rencana itu sudah jelas sejak awal. Kelompok-kelompok ini akan pergi ke sana dan kemudian, dengan beralasan karena keberadaan kelompok-kelompok di sana, mereka [rezim Assad] akan menyerang untuk menangkapnya,” jelas Cavusoglu.
Dia menambahkan bahwa posisi Turki dan Jerman atas Suriah dan isu-isu lainnya tumpang tindih.
Maas mengatakan mereka yang akan melarikan diri dari Idlib harus dibantu. “Kami berbicara bagaimana kami dapat membantu. Turki adalah mitra penting kami dalam masalah ini,” katanya.
Maas juga mengatakan Jerman mendukung Turki dalam KTT di Teheran dan memiliki kepentingan strategis dalam hubungan konstruktif dengan Turki.
Pesawat tempur Rusia pada hari Selasa menggempur target sipil dan oposisi di Idlib.
Baca juga: Jet-jet Tempur Rusia Mulai Gempur Warga Sipil di Idlib
Terletak di dekat perbatasan Turki, Idlib adalah rumah bagi lebih dari 3 juta warga Suriah, banyak di antaranya melarikan diri dari kota-kota lain setelah serangan oleh pasukan rezim Syiah Assad.
Rezim Nushairiyah Suriah baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan serangan militer besar-besaran ke daerah tersebut, yang dikendalikan oleh berbagai kelompok oposisi bersenjata.
Pada hari Selasa, kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock memperingatkan bahwa serangan semacam itu akan mengarah pada “bencana kemanusiaan terburuk di abad ke-21”.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Iran Hassan Rouhani dijadwalkan bertemu di Teheran pada Jumat besok (7/9/2018) untuk pertemuan puncak trilateral di Suriah.