KRIMEA (jurnalislam.com) – Dikenal sebagai pemimpin Tatar Krimea dan anggota parlemen Ukraina, Mustafa Cemilev memperingatkan pertumpahan darah besar – besaran di Crimea.
Dia menyatakan hal ini dalam sebuah wawancara dengan CNN di New York, di mana ia tiba pada sesi informal Dewan Keamanan PBB.
“Kekhawatiran terbesar dan terluas kami adalah mengenai kemungkinan terjadinya bentrokan, pertumpahan darah besar-besaran di Krimea,” kata Mr. Cemilev.
Menurut dia, militer Ukraina akan melawan jika militer Rusia berjalan lebih jauh ke Ukraina,
walaupun tidak seimbang dalam segi kekuatan.
“Tidak peduli betapa lemahnya militer kita dibandingkan dengan Rusia … kita akan memulai serangan,” katanya.
“Kami akan memulai serangan jika tentara [ Rusia ] bergerak lebih jauh. Ini bukan kepentingan Rusia atau kepentingan Presiden Putin , tidak ada pengecualian. Tapi semua ini akan mengakibatkan pertumpahan darah,” tegasnya.
Dia menyatakan bahwa perampasan Krimea oleh Rusia merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Budapest 1994 di mana Rusia dan negara-negara Barat menjamin integritas wilayah Ukraina.
“Ini akan menjadi tragedi besar bagi semua orang Krimea – tidak hanya untuk Tatar Krimea tetapi juga bagi etnis Ukraina dan puluhan ribu etnis Rusia – yang tidak menerima kewarganegaraan Rusia.”
Mr. Cemilev memiliki kesempatan untuk membela kasusnya dalam percakapan dengan Putin sendiri , sebelum Crimea dibahas dalam “referendum” Rusia di Krimea.
“Kami berbicara selama setengah jam.”
“Saya katakan kepada Putin bahwa kami tidak menerima rencana referendum yang akan datang ini, karena hal ini merupakan sesuatu yang tidak masuk akal di bawah rezim saat ini, dan rezim ini bertentangan dengan beberapa norma-norma dasar.”
“Masa depan dari setiap wilayah Ukraina tertentu tidak dapat diputuskan secara lokal, tanpa persetujuan dari seluruh negara,” katanya.
Sanksi Barat terhadap musuh Rusia disebutnya hanya seperti pin yang hanya menusuk dan ia mengatakan bahwa sanksi harus lebih efektif.
Cemilev juga menunjukkan bahwa situasi seperti ini tidak akan terjadi jika Ukraina telah memiliki kekuatan nuklir.
“Karena akan sangat berbahaya untuk bertindak [ tidak sesuai hukum ] melawan kekuatan nuklir,” katanya.
“Saat ini ada pembicaraan di parlemen untuk mengerahkan semua upaya agar Ukraina bisa, sekali lagi, memiliki tenaga nuklir, tidak peduli berapa banyak yang dibutuhkan. Saya yakin bahwa jika kita memiliki tenaga nuklir, hal ini tidak akan terjadi,” katanya . (ded412/kavkaz center)