WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Sekitar 130.000 orang meninggalkan sebuah daerah pinggiran Damaskus selama serangan rezim Suriah yang memakan waktu beberapa pekan, PBB mengatakan pada hari Senin (2/4/2018), lansir Anadolu Agency.
Juru bicara Stephane Dujarric mengatakan PBB dan mitra-mitranya telah berupaya meringankan krisis kemanusiaan akibat serangan terhadap Ghouta Timur, tetapi mengatakan “kebutuhan masih tetap sangat besar”.
“PBB terus menyerukan akses yang aman, tanpa gangguan dan berkelanjutan bagi semua yang membutuhkan, dan setiap evakuasi warga sipil harus berjalan aman, sukarela, dan ke tempat yang mereka pilih,” katanya. “Warga sipil memiliki hak untuk kembali segera setelah situasi memungkinkan.”
Jaishul Islam Bantah Laporan Telah Sepakat dan Menyerahkan Kota Douma ke Rezim Assad
Pada 24 Februari, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengadopsi Resolusi 2401 yang menyerukan gencatan senjata di Suriah – terutama di Ghouta Timur – untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Meskipun ada resolusi, namun rezim Syiah Assad dan sekutu-sekutunya di awal Maret meluncurkan serangan darat utama – yang didukung oleh kekuatan udara Rusia – untuk menguasai wilayah yang dipegang oleh oposisi di distrik tersebut.
Sejak 19 Februari, lebih dari 1.400 korban telah tewas dalam serangan oleh rezim Assad dan sekutu-sekutunya di Ghouta Timur, menurut sumber-sumber pertahanan sipil setempat.
Sebagai rumah bagi sekitar 400.000 penduduk, distrik ini tetap dalam pengepungan rezim Syiah Nushairiyah yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir yang menyulitkan pengiriman pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.