Pasukan Rezim Assad Rebut Kota Terbesar di Ghouta Timur

Pasukan Rezim Assad Rebut Kota Terbesar di Ghouta Timur

GHOUTA TIMUR (Jurnalislam.com) – Pasukan rezim Syiah Suriah telah merebut kota terbesar di Ghouta Timur, yang secara efektif membelah daerah kendali oposisi menjadi tiga, sebuah lembaga monitor mengatakan kepada Al Jazeera.

The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan pada hari Sabtu (10/3/2018) bahwa pasukan rezim Syiah Assad telah merebut kota Mesraba, yang terletak 10km timur Damaskus, dan mulai maju ke peternakan sekitarnya.

Monitor yang berbasis di Inggris tersebut mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Ghouta Timur telah dibagi menjadi tiga bagian – Douma dan sekitarnya, Harasta di barat, dan sisanya di kota-kota di selatan.

Televisi rezim Suriah melaporkan sebelumnya bahwa operasi tentara semakin intensif di bagian tengah Ghouta Timur, dimana para aktivis oposisi juga melaporkan bahwa jalan yang menghubungkan kota-kota ditutupi oleh tembakan tentara Assad.

SOHR: 931 Warga Sipil Ghouta Tewas, MSF: Lebih dari 1.000 Terbunuh Rezim Assad

Serangan terbaru yang diluncurkan oleh rezim Syiah Assad terhadap Ghouta Timur, yang dimulai pada 18 Februari, telah menewaskan 1.002 orang, menurut Observatorium. Jumlah tersebut mencakup 215 anak dan 145 wanita.

The Syrian American Medical Society (SAMS) mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sedikitnya 49 orang, termasuk 14 perempuan dan 10 anak tewas pada hari Jumat, dan 200 lainnya terluka.

Presiden Bashar al-Assad dan Rusia mengatakan bahwa serangan intensif tersebut diperlukan untuk mengakhiri berkuasanya para pejuang Suriah di daerah tersebut.

Badan-badan bantuan telah berjuang untuk memberikan bantuan ke daerah kantong yang terkepung, namun hanya sebagian yang berhasil didistribusikan.

Serangan rezim Suriah mengikuti pola serangan sebelumnya terhadap kubu oposisi, dengan mengerahkan kekuatan udara besar dan pengepungan yang ketat untuk memaksa pejuang Suriah menerima kesepakatan “evakuasi”.

Kesepakatan ini menginginkan oposisi yang menyerahkan wilayah tersebut dengan imbalan jalan yang aman ke daerah-daerah oposisi di barat laut Suriah, bersama dengan keluarga mereka dan warga sipil lainnya yang tidak ingin kembali ke dalam pemerintahan Assad.

Sebagai langkah mengejutkan, beberapa anggota oposisi bersenjata Suriah telah dievakuasi dari Ghouta yang dikuasai oposisi pada akhir Jumat, kata sumber kepada Al Jazeera.

Evakuasi terjadi saat tentara rezim Assad mengintensifkan operasi di bagian tengah kota Damaskus yang terkepung, televisi pemerintah melaporkan pada hari Sabtu.

Jaish al-Islam, salah satu kelompok oposisi utama di Ghouta Timur, mengumumkan telah menyetujui pengungsian beberapa pejuang Hayat Tahrir al-Sham (HTS) – yang sebelumnya merupakan bagian dari Jabhat Fath al Sham (JFS) – yang ditahan mereka di Ghouta Timur.

Menurut media pemerintah Suriah, 13 pejuang dievakuasi dengan keluarga mereka melalui jalur al-Wafeedin dan tiba di provinsi Idlib.

Kesepakatan untuk evakuasi tersebut dilaporkan dicapai dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa entitas internasional, selain anggota masyarakat sipil.

Kesepakatan evakuasi terjadi setelah Jaish al-Islam mengirim sebuah surat bulan lalu ke PBB yang bersumpah untuk memfasilitasi evakuasi para pejuang HTS tersebut.

Ghouta Timur, yang merupakan rumah bagi sekitar 400.000 orang, dikepung oleh rezim Syiah Nushairiyah sejak para pejuang Suriah menguasainya pada pertengahan 2013.

Bagikan