SURIAH (Jurnalislam.com) – Seorang pejabat senior Kurdi Suriah mengatakan pada hari Ahad (14/1/2018) bahwa pertempuran antara YPG dan pasukan Turki sudah berlangsung.
“Ada serangan dan bentrokan di perbatasan antara Turki dan Unit Perlindungan Rakyat YPG,” kata Hediye Yusuf di Twitter.
Dia menyebut operasi Turki melawan Afrin sebagai “pelanggaran” yang “merongrong upaya internasional untuk mencapai solusi politik di Suriah.”
Juru bicara YPG di Afrin mengatakan kepada kantor berita Associated Press, pertempuran tersebut terjadi setelah tengah malam antara unitnya dan pasukan Turki di dekat perbatasan.
Rojhat Roj mengatakan, penembakan daerah di distrik Afrin, di provinsi Aleppo, menewaskan satu anggota YPG dan melukai beberapa warga sipil pada hari Ahad.
YPG akan berjuang untuk “mempertahankan keuntungan kita, wilayah kita,” kata Roj.
Koalisi pimpinan AS yang bertempur di Suriah telah mengumumkan akan melatih sekitar 15.000 pasukan Kurdi Suriah untuk menjadi bagian dari kekuatan 30.000 pasukan di perbatasan di utara negara tersebut.
“Pangkalan kekuatan baru pada dasarnya adalah penataan kembali sekitar 15.000 anggota Pasukan Demokratik Suriah [the Syrian Democratic Forces-SDF] ke sebuah misi baru di Pasukan Keamanan Perbatasan, karena tindakan mereka terhadap IS semakin dekat,” Kolonel Thomas F Veale, seorang juru bicara koalisi, kepada The Defense Post dalam sebuah berita yang diterbitkan pada hari Sabtu.
SDF, yang juga terdiri dari pasukan Arab, didominasi oleh YPG Kurdi.
Turki bereaksi dengan marah terhadap berita tersebut pada hari Ahad.
“Alih-alih mengakhiri dukungannya … langkah-langkah yang diambil untuk melegitimasi organisasi teror dan untuk membuatnya permanen di wilayah ini mengkhawatirkan,” kata Ibrahim Kalin, juru bicara Erdogan, seperti dikutip media setempat. “Menerima keadaan ini sama sekali tidak mungkin dilakukan.”
Turki Kirim Lebih Banyak Tank ke Suriah, Ancam Milisi YPG Kurdi
Sejak Desember, Ankara telah memperkuat perbatasan selatannya dengan mengirim kendaraan lapis baja, tank, dan senapan mesin berat, harian Hurriyet mengutip sumber yang mengatakannya.
Turki telah bekerja sama dengan Rusia dan Iran untuk mengakhiri perang Suriah tujuh tahun, meskipun Moskow dan Teheran mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad – dan Ankara mendukung oposisi anti-Assad.
YPG dianggap oleh Turki sebagai “kelompok teroris” atas ikatannya dengan Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang (PKK), yang telah melakukan pertempuran selama beberapa dekade di dalam negeri Turki.
PKK masuk dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh Turki dan sekutu Baratnya. Lebih dari 40.000 orang di Turki telah terbunuh sejak tahun 1980an setelah PKK meluncurkan pemberontakannya.