Fenomena Suuzhan kepada Hamas, Husnuzhan kepada Penguasa Zalim

Fenomena Suuzhan kepada Hamas, Husnuzhan kepada Penguasa Zalim

Oleh : Fuad Al Hazimi*

Belakangan ini beredar video ucapan terima kasih para petinggi Hamas kepada Iran yang membantu persenjataan mereka. Padahal kita semua tahu Iran adalah pusatnya Syiah. Lalu komentar miring bahkan tuduhan seketika diarahkan kepada Hamas, tanpa sedikitpun ada husnuzhan atau prasangka baik kepada kaum muslimin yang sedang berjihad melawan agresor Yahudi.

Dalam kondisi darurat di mana negeri-negeri kaum muslimin yang memiliki persenjataan lengkap tidak mau peduli sementara nyawa kaum muslimin di Gaza selalu dalam bahaya detik demi detik, apakah kita masih meragukan perjuangan dan kesungguhan Hamas dan Brigade Izzuddin Al Qassam ? Saya berhusnuzhan mereka punya strategi yang tidak akan sampai menjual Dien mereka. Hanya saja kondisi darurat memaksa mereka melakukan strategi demi menjaga jiwa dan Dien mereka.

Mengapa mayoritas kita sangat cepat su’uzhan kepada para mujahidin yang puluhan tahun membuktikan iman dan jihadnya tapi begitu huznuzhan kepada para penguasa zalim yang sangat anti Islam, hanya karena mereka “masih sholat” ?

Bukankah Indonesia juga bekerjasama dengan Iran ?
Bukankah Arab Saudi bekerjasama dengan Amerika ?
Bukankah Mesir bekerjasama dengan Israel ?
Apakah mereka ini dalam kondisi darurat seperti Palestina ?
Lalu mengapa para pengkritik itu diam seribu bahasa hanya karena mereka “masih shalat” ?

Yang terakhir, bukankah di akhir zaman nanti kaum muslimin juga “terpaksa” berdamai dengan Romawi untuk melawan “musuh dari belakang kalian” ? Bahkan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam menyebut perdamaian itu dengan kalimat “shulhan aaminan” atau perdamaian yang terjaga, aman dan saling percaya.

Beberapa hadits berikut semoga bisa mencerahkan kita dan mendorong kita bersikap inshof dan adil

عن ذي مخبر رجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ستصالحون الروم صلحا آمنا فتغزون أنتم وهم عدوا من ورائكم فتنصرون وتغنمون وتسلمون ثم ترجعون حتى تنزلوا بمرج ذي تلول فيرفع رجل من أهل النصرانية الصليب فيقول غلب الصليب فيغضب رجل من المسلمين فيدقه فعند ذلك تغدر الروم وتجمع للملحمة

Dari Dzu Mihbar, seorang laki-laki dari kalangan shahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Kalian pasti akan melakukan perdamaian dengan Romawi dengan aman. Kalian bersama mereka akan memerangi musuh dari belakang kalian. Kemudian kalian akan dimenangkan dan berhasil mendapatkan ghanimah serta selamat. Kemudian kalian kembali pulang hingga kalian singgah di sebuah daerah yang tinggi. Tiba-tiba seorang laki-laki dari kaum Nashrani mengangkat salib seraya berkata : “Salib telah menang”. Hingga marahlah seorang dari kaum muslimin dan mendorongnya. Maka ketika itu mulailah tentara Romawi berkhianat serta menyiapkan pasukannya untuk pertempuran besar”

[HR. Abu Dawud no. 4292; dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 2767].

عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم وإن الله يؤيد هذا الدين بالرجل الفاجر

Dari Abi Hurairah radliyallaahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguhnya Allah (bisa jadi) menolong agama ini melalui perantaraan orang fajir”

[HR. Bukhari no. 2897 dan Muslim no. 111].

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata :

{ والذي يظهر أن المراد بالفاجر أعم من أن يكون كافرا أو فاسقا }

“Yang nampak adalah bahwa maksud dari kata Al Faajir lebih umum daripada sekedar makna kafir dan fasiq saja”

[Fathul-Baari juz 7 no. 3970].

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga pernah meminjam baju besi kepada Shafwan bin Umayyah ketika ia masih kafir sebagaimana riwayat :

عن صفوان بن أمية أن رسول الله صلى الله عليه وسلم استعار منه أدراعا يوم حنين فقال أغصب يا محمد فقال لا بل عارية مضمونة

Dari Shofwan bin Umayyah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah meminjam darinya beberapa baju besi sewaktu perang Hunain. Ia bertanya : “Apakah ia rampasan ya Muhammad ?”. Maka beliau menjawab : “Tidak, ia pinjaman yang ditanggung”

[HR. Abu Dawud no. 3562; dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahiihah no. 631].

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah meminta bantuan kepada Bani Tsaqif yang masih kafir ketika tekanan dari kaum kafir Quraisy semakin menjadi-jadi setelah meninggalnya Abu Thalib yang senantiasa melindungi beliau (walaupun akhirnya beliau tidak mendapatkan bantuan sebagaimana yang diharapkan).

Dan yang lebih jelas adalah ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersepakat dengan qabilah Bani Khuza’ah (dari kalangan musyrikin) untuk saling tolong menolong ketika peristiwa Perjanjian Hudaibiyyah.

Marilah kita kedepankan husnuzhan kepada mereka yang telah nyata-nyata membela rakyat Palestina. Wallahu a’lamu bish shawab.

*Penulis adalah Pengurus Majelis Syariah Jamaah Ansharusy Syariah

Bagikan