Oleh: Ust Hamzah Baya S.Pd.I
(Ketua Mimbar Syariah Indonesia)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
Dengan izin Alloh saya sampaikan doa : Taqabbalallahu Minna Waminkum. Semoga ibadah shaum romadhon yang telah kita amalkan di ridhai dan diterima oleh Allah SWT. Amiin yaa robbal aalamiin.
Sebulan penuh Allah mendidik kita di bulan ramadhan agar menjadi orang yang bertakwa, untuk mewujudkan kemuliaan dunia akhirat, dengan menahan hawa nafsu, menjaga lisan dari mencela menghina dan memfitnah dan menghindari iri dengki dan dendam kepada orang lain. Sehingga dihari yang fitri ini kita bersih dan suci seperti bayi yang baru dilahirkan kembali tidak ada dosa. Semoga Ramadhan kita membawa berkah dan kemenangan dalam kehidupan kita selanjutnya dan Allah mengampuni segala dosa kita aamiin..
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Dihari yang penuh berkah dan kemuliaan Idul Fitri 1438 H adalah kesempatan dan sarana yang sangat baik untuk menyambung kembali hubungan antara kaum muslimin dan mempererat, menghimpun kembali keterserakan antara keluarga, saudara, sahabat dan tetangga yang sempat tidak harmonis untuk kembali bersatu dan utuh dalam suasana yang lebih indah untuk saling mengasihi.
Hidup ini tidak akan merasakan ketenangan dan mendapatkan keberkahan kalau ikatan ukhwah tidak ada dalam diri kita karena dengan terputusnya silaturrahim, di dalam hati seseorang tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan. Apabila dalam suatu lingkungan masyarakat ada orang-orang yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, saling membelakangi, saling menggunjing dan memfitnah, maka rahmat Allah akan semakin jauh dari masyarakat seperti ini.
Persatuan adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubung dan terpeliharanya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak akan ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan yang kokoh dan kerjasama untuk menyelesaikan permasalahan umat dan bersama-sama menaati Allah.
Diantara langkah-langkah kongkret untuk mewujudkan persatuan umat yaitu menyadari sepenuhnya bahwa sebagai muslim memiliki tanggung jawab untuk andil dalam mewujudkan persaudaraan sesama muslim. Hal ini diperintahkan oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur’an :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujuraat:10)
Juga firman Allah pada ayat yang lain:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا. وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ*
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali Imran: 103)
Demikianlah perintah Allah Swt, dan itu berlaku bagi setiap muslim, apapun dan dimanapun keberadaannya. Setiap muslim bertanggung jawab untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah sebagaimana yang diperintahkan.
Kita semua bertanggung jawab memelihara dan mempertahankan ikatan persaudaraan antar sesama muslim. Membangun ukhuwah Islamiyah secara lebih nyata. Sebab, akhir-akhir ini, persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah di antara kita terganggu oleh pebedaan-perbedaan yang muncul. Perbedaan-perbedaan itu banyak sekali, entah politik, status sosial, adat, budaya, ekonomi, etnis dan lain sebagainya, yang ternyata bisa mengarah kepada perpecahan di antara umat Islam dan sangat menghawatirkan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Di dalam negeri kita tercinta, pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini kita rasakan setidaknya ada empat hal yang menonjol yang sedang terjadi dan menjadi sebab perselisihan yg berpotensi mengarah kepada perpecahan ditengah masyarakat khususnya umat islam:
Pertama: Kasus penistaan al-Quran oleh Ahok. Kasus ini diikuti oleh sejumlah kasus penghinaan terhadap Islam dan Rasulullah saw. dengan beragam bentuknya, khususnya lewat media sosial, yang tidak benar-benar diusut oleh aparat.
Kedua: Belum reda kasus penistaan agama, muncul kriminalisasi terhadap ulama yang kebetulan menjadi penggerak dari rangkaian Aksi Bela Islam (ABI) yang dipicu oleh penistaan al-Quran oleh Ahok.
Ketiga: Rencana Pemerintah untuk membubarkan ormas-ormas Islam. yang dituding secara sepihak sebagai anti Pancasila dan anti kebhinekaan hanya karena gencar mendakwahkan keharaman pemimpin kafir atas umat Islam. Mereka dituding mengancam NKRI hanya karena gencar menyerukan pentingnya penguasa dan umat ini menerapkan syariah Islam secara kâffah dalam institusi Khilafah sebagai bagian dari ajaran Islam.
Keempat: Sebagai dampak dari pro-kontra kasus Ahok, muncullah dua kubu yang saling berseberangan: pro dan anti Ahok, yang seolah-olah dianggap perseteruan kelompok moderat dan radikal. Mereka saling mencela, saling melecehkan, bahkan saling menghujat, khususnya di media sosial. Kondisi ini jelas telah mengarah pada perpecahan. Padahal mayoritas dari dua kubu tersebut adalah umat Islam yang seharusnya merekatkan tali persaudaraan Islam atau ukhuwwah islamiyyah. Sayangnya, kondisi semacam ini masih terasa hingga saat ini, justru di tengah bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri yang sakral
Berbeda dengan kondisi Rasulullah saw. dan para Sahabat, Ramadhan dan idul fitri tidak hanya memberikan kemenangan kepada diri mereka secara individual dalam melawan hawa nafsu dan setan selama bulan Ramadhan, tetapi juga memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin secara kolektif dalam melawan musuh-musuh Islam. Serta menyatukan kaum muslimin dalam sebuah kekuatan dibawah kepemimpinan Allah dan rasulnya. Mereka dan generasi gemilang sesudahnya selalu mencatat prestasi yang gemilang pada bulan Ramadhan. Beberapa peperangan yang dimenangkan kaum Muslim seperti Perang Badar, Fathu Makkah, Pembebasan Palestina dan masjidil aqsa dan Pembebasan Andalusia terjadi pada bulan Ramadhan
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Marilah, kita jadikan hari raya ini sebagai hari yang baru, sebagai momentum untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam. Dan kita jadikan sebagai awal dari kembalinya kebangkitan umat Islam, untuk menuju ‘Izzul Islam wal Muslimin. Sudah lama kita semua mendambakan masyarakat yang bersatu, hidup rukun, saling bahu membahu dan saling mengasihi. Baldatun thoyyibatun warabbun ghafur
Kita tinggalkan segala bentuk perpecahan dan rasa sombong antar sesama muslim. Juga kita tinggalkan segala macam kepentingan-kepentingan sesaat yang merugikan umat Islam. Kita jadikan Islam sebagai satu-satunya landasan semua sikap dan perilaku kita.
Di zaman fitnah seperti ini Berada dalam persatuan kaum muslimin adalah benteng yang akan menyelamatkan seseorang dari berbagai fitnah. Nabi ﷺ menasihati umatnya untuk bersatu ketika fitnah tersebut terjadi. Hudzaifah radhiallahu ‘anhu Berkata:
هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: “نَعَمْ. دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ. مَنْ أَجَابَهُمْ إلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا”. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا. قَالَ: “نَعَمْ. قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا. وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا” قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ فَمَا تَرَى إنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ؟ قَالَ: “تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإمَامَهُمْ”
‘Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?’ Beliau menjawab, ‘Ya, (yaitu) para da’i yang mengajak kepada pintu neraka jahanam. Barangsiapa yang menerima ajakan mereka, niscaya mereka akan menjerumuskannya ke dalam neraka’ Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami sifat-sifat mereka!’ Beliau menjawab, ‘Ya. Mereka berasal dari kaum kita dan berbicara dengan bahasa kita‘. Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apa yang kau perintahkan jika aku bertemu mereka?’ Beliau menjawab, ‘Berpegangteguhlah dengan jamaah kaum muslimin dan imam mereka’ (HR. Muslim).
Oleh karena itu umat Islam hendaknya berpegang teguh dengan persatuan yang bersumber pada akidah yang shahih dan amal yang shalih. Dan terus berusaha menjaga persatuan diantara kita karena Persatuan adalah hal yang Allah ridhai untuk hamba-hamba-Nya. Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
“Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya (qiila wa qaal), banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” (HR. Muslim).
Orang-orang yang berpegang teguh dengan Islam serta memperjuangkanya dan terus membela dari serangan musuh-musuh islam akan senantiasa mendapatkan pertolongan dan kelompok ini akan selalu ada sampai hari kiamat. Nabi ﷺ bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
“Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara umatku yang menang di atas kebenaran, tidaklah membahayakan mereka orang lain yang menyia-nyiakan mereka hingga datang ketetapan Allah sementara mereka senantiasa berada dalam keadaan demikian” (HR. Muslim)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Orang yang menjaga persatuan adalah orang yang paling bahagia. Allah ﷻ berfirman:
﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS:At-Taubah | Ayat: 71)
Allah mengokohkan mereka di atas kebenaran. Tidak ada perselisihan di antara mereka walaupun tahun-tahun terus berganti. Siapa yang menelaah perjalanan para salafus solih yang mengikuti rosulullah, mereka akan mengetahui pemikiran mereka berasal dari orang-orang sebelum mereka. Jalan mereka sama dengan generasi sebelumnya. Seolah-olah ucapan mereka keluar dari hati yang satu. Seakan-akan perbuata mereka dari satu jasad.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Dalam persatuan terdapat kebaikan dan perbaikan. Sedangkan dalam perpecahan itu terdapat kerusakan, pertikaian, dan kebinasaan. Orang yang cerdas tentu tidak akan menganggap remeh permasalahan mengikuti Alquran, Sunnah, serta metode dalam mengamalkan islam oleh pendahulu umat ini. berbahagialah dengan hidayah Allah berupa agama yang lurus ini. Bersyukurlah dengan berpegang teguh di atas persatuan. Dan mengajak orang lain bersatu di atas kebenaran itu. Dan sebaliknya jika kita menyelisihi menantang syariat yang telah jelas maka Allah akan jadikan kita sebagai penghuni neraka jahannam dan membiarkan kita menjadi manusia yang hina di dunia karena tidak melaksanakan syariat islam. Allah Berfirman:
﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا﴾ [النساء: 115].
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 115).
Semoga Allah menjadikan kita sebagai umat yang berjaya di dunia dan akhirat. Semoga Allah mempertemukan kita di akhirat kelak dalam suasana persaudaraan yang membahagiakan. dan semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung yang diwafatkan oleh Allah dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin..