SURIAH (Jurnalislam.com) – Faksi oposisi Suriah harus bersatu untuk membentuk “kepemimpinan kolektif” demi mempertahankan revolusi dan meletakkan dasar untuk merebut kembali Aleppo, juru bicara Ahrar al-Sham mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Middle East Eye, Sabtu (24/12/2016).
Juru bicara Ahrar al-Sham mengeluarkan pernyataan beberapa hari setelah kota itu jatuh di bawah kontrol penuh pasukan rezim Suriah Assad, yang didukung oleh Rusia dan Iran.
Berbicara dari kubu oposisi (faksi-faksi jihad para pejuang) di Idlib, Omran Muhammad mengatakan kelompok-kelompok revolusioner harus bersatu di bawah kepemimpinan pusat untuk mencegah kerugian lebih lanjut, dan menyusun program politik yang dapat menyatukan kaum muslimin rakyat Suriah.
“Kita harus hadir untuk rakyat kita sebelum berpikir tentang pertempuran berikutnya. Kami akan berkumpul kembali, dan kami akan kembali untuk membebaskan kota.
“Kami percaya pada kepemimpinan kolektif,” katanya tentang Ahrar al-Sham, yang diterjemahkan sebagai “orang-orang bebas dari Suriah”. “Harapan kami tidak ada di negara lain. Harapan kami yang pertama adalah kepada Allah, dan kemudian pada orang-orang muslim Suriah.
Deklarasi persatuan Muhammad yang berani di antara faksi-faksi oposisi yang berbeda muncul pada saat krisis internal – pada tanggal 10 Desember kemarin, 16 faksi lokal Ahrar bersatu untuk membentuk sub-faksi baru yang disebut “Jaish al-Ahrar,” di bawah kepemimpinan mantan kepala Hashim al -Syekh.
Dengan syarat, para pejuang, faksi-faksi jihad yang ada harus mengesampingkan perbedaan mereka untuk mematahkan kemenangan rezim Syiah Suriah Assad dan sekutunya juga memberantas “penyakit” dari kelompok Islamic State (IS), katanya.