98 Tahanan Palestina Tewas di Penjara Israel, PHRI Sebut Penyiksaan Sudah Jadi Praktik Biasa

98 Tahanan Palestina Tewas di Penjara Israel, PHRI Sebut Penyiksaan Sudah Jadi Praktik Biasa

TEL AVIV (jurnalislam.com)– Jumlah tahanan Palestina yang meninggal saat berada dalam tahanan Israel melonjak drastis sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023. Laporan terbaru Physicians for Human Rights Israel (PHRI) yang dirilis 17 November 2025 mengungkap sedikitnya 98 tahanan Palestina tewas akibat penyiksaan, kelaparan, dan kelalaian medis di berbagai pusat penahanan Israel.

Menurut PHRI, tujuh kematian terjadi pada 2023, meningkat menjadi 50 pada 2024, dan 21 kematian tercatat sepanjang tahun ini, dengan laporan kematian terbaru pada 2 November. Dari total korban, 68 orang berasal dari Jalur Gaza, sementara sisanya dari Tepi Barat. PHRI menegaskan bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar mengingat banyak tahanan yang hilang dan tidak diketahui keberadaannya.

Laporan itu menyebutkan sejumlah penyebab utama kematian, termasuk kerusakan organ dalam, patah tulang rusuk akibat pemukulan, malnutrisi, dan pengabaian medis berat. Ribuan warga Palestina dikabarkan diculik dari Gaza selama agresi militer Israel dan dibawa ke fasilitas penahanan yang dikenal luas dengan praktik penyiksaan.

Salah satu fasilitas paling kejam yang disorot PHRI adalah Sde Teiman, di gurun Negev (Naqab), Israel selatan. Di tempat ini terjadi berbagai bentuk penganiayaan ekstrem, termasuk kasus pemerkosaan terhadap seorang tahanan laki-laki menggunakan batang logam pada Juli 2024. Sebulan kemudian, dua tahanan Palestina, Omar Junaid dan Islam al-Sarsawi, tewas akibat penyiksaan di fasilitas tersebut.

PHRI mencatat bahwa jumlah korban tewas dalam tahanan Israel selama dua tahun perang ini lebih dari dua kali lipat total kematian dalam kurun sepuluh tahun sebelum perang, yang tercatat kurang dari 30 orang.

Temuan itu disusun berdasarkan wawancara dengan staf medis penjara, mantan tahanan, serta pemeriksaan hasil otopsi para korban dengan izin keluarga. “Tingkat kematian yang mengkhawatirkan di tahanan Israel menunjukkan sistem yang telah kehilangan kendali moral dan profesional,” kata Direktur PHRI, Naji Abbas. Ia menyerukan penyelidikan internasional independen terhadap seluruh kematian tersebut.

Laporan PHRI juga sejalan dengan investigasi The Associated Press, yang mengungkap kesaksian mantan sipir penjara tentang pemukulan rutin terhadap tahanan Palestina, pemasungan berkepanjangan, hingga pembiaran medis yang menyebabkan banyak tahanan meninggal. Seorang sipir menggambarkan Sde Teiman sebagai “kuburan” karena banyaknya kematian yang terjadi di sana.

Saat ini, Israel masih menahan ribuan warga Palestina, termasuk tokoh kesehatan seperti Dr. Hussam Abu Safiya, direktur RS Kamal Adwan; Dr. Marwan al-Hams, direktur RS Abu Youssef Najjar di Rafah; dan Mohammed Ibrahim, remaja Palestina-Amerika berusia 17 tahun yang kini ditahan di penjara Ofer.

PHRI menegaskan bahwa praktik penyiksaan dan pengabaian sistematis tersebut bukan lagi penyimpangan, tetapi telah menjadi pola yang mengakar selama perang Gaza. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan