PAMEKASAN (jurnalislam.com)— Dalam upaya memperkuat peran pesantren dalam menjaga kelestarian lingkungan, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Kapasitas Pesantren Ramah Lingkungan selama empat hari, sejak Jumat, (20/6/2025) pukul 15.00 WIB hingga Senin, (23/6/2025) pukul 12.00 WIB. Kegiatan ini bertempat di Hotel Odaita, Kabupaten Pamekasan, Madura.
Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan dari 25 pesantren terpilih yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Bali. Di antaranya: Bustanul Ulum, Matholi’ul Anwar, Raudlatul Islamiyah, KH. Abdul Chalim, Sabilur Rahmah, Royan Al-Manshurien, Miftahul Ulum Al Asy’ariyah Putri Bunten, Madrasatul Quran Tebuireng, Modern Hikmatuddien, Nurul Hidayah, Miftahul Khoir, MTA Tahfidz Al Amien Prenduan, Firdaus, Arraudhah Utara, Fathul Ulum, Al-Ishlah, Bayt Al Hikmah Pasuruan, Salafiyah Kapurejo Pagu Kediri, Darut Tholabah, PPTQ Al Himmah Dau Malang, Gadingmangu, Thursina International Islamic Boarding School Malang, Bustanus Syubban, Miftahul Ulum, dan Al Azhar.
Selama kegiatan, para peserta dibekali pemahaman menyeluruh tentang pentingnya ekosistem berkelanjutan dan peran pesantren dalam menciptakan budaya ramah lingkungan berbasis nilai-nilai keislaman. Tidak hanya dalam bentuk seminar, pelatihan ini mengedepankan metode komunikasi dua arah yang interaktif, memperkuat jejaring antar-pesantren, serta mendorong kolaborasi program nyata di lapangan.
Salah satu agenda spesial dari pelatihan ini adalah kunjungan lapangan ke Pesantren Ramah Lingkungan Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, yang menjadi model praktik pengelolaan lingkungan berbasis pesantren. Para peserta diajak langsung melihat proses pemilahan, pengolahan, hingga pemusnahan limbah, serta meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terintegrasi dengan sistem pesantren. Pengalaman lapangan ini menambah wawasan konkret dan inspirasi baru bagi para peserta.
Apresiasi luar biasa datang dari seluruh peserta. Mereka bahkan berharap pelatihan serupa bisa digelar dalam durasi lebih panjang agar pembahasan semakin komprehensif.
“Saya berharap kegiatan semacam ini diagendakan selama 7 hari sehingga pembahasan semakin tuntas,” ungkap Al-Ustadz Ammar Zainuddin dari Pesantren KH. Abdul Chalim, Pacet-Mojokerto.
Sementara itu, ucapan terima kasih tulus disampaikan oleh Al-Ustadz Ali Hasan Al Banna dari Pesantren Firdaus, Bali.
“Kami atas nama pribadi dan lembaga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Prof. Iim beserta tim PPIM UIN Jakarta atas semua ilmu, pengalaman dan pelayanan yang telah diberikan. Terima kasih juga kepada semua kiai, bu nyai, gawagis, nawaning, lawair, ustadz dan ustadzah atas ukhuwah dan sharingnya. Semoga silaturahmi ini tetap bahkan harus berlanjut dan membawa kemanfaatan serta keberkahan ke depan,” katanya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga dapat menjadi pelopor dalam gerakan pelestarian lingkungan berbasis nilai-nilai Islam.
Semoga upaya ini menjadi langkah besar menuju pesantren hijau yang mandiri, edukatif, dan berkelanjutan di masa depan.
Kontributor: Nofa Miftahudin