2 Muslim Afrika Tengah Dibunuh Oleh Milisi Kristen

BAMBARI (jurnalislam.com) – Dua Muslim pada hari Jumat (29/8/2014) dibunuh oleh anggota milisi anti-Balaka Kristen di kota Bambari di Republik Afrika Tengah, sumber medis setempat mengatakan.

"Anggota milisi anti-Balaka dari wilayah tetangga Alindao menangkap dan membunuh dua orang Muslim dengan parang di luar rumah sakit," seorang perawat dari rumah sakit umum Bambari mengatakan.

Dia mengatakan tidak ada alasan yang jelas mengenai serangan terhadap dua Muslim tersebut, dan menambahkan bahwa warga Bambari sekarang takut akan pembalasan dendam oleh pihak Muslim akibat pembunuhan tersebut.

Namun demikian, kota tampak tenang pada hari Jumat malam.

Dikendalikan oleh milisi seleka yang mayoritas Muslim, Bambari telah kebal terhadap ketegangan antar agama yang tengah melanda bagian lain negara tersebut.

Muslim seleka telah mengambil alih kota untuk basis utama operasi mereka. Hal ini telah memicu ketegangan mengingat bahwa saingan mereka – yang kebanyakan Kristen, yaitu milisi anti-Balaka berlokasi di dekatnya.

Kota ini telah menjadi ajang bentrokan antara pejuang dan pasukan penjaga perdamaian seleka Perancis yang ditempatkan di dalam kota sebagai bagian dari inisiatif pemerintah untuk melucuti senjata pejuang Muslim.

Sejak tahun lalu, Republik Afrika Tengah telah terjasi konflik dan kekerasan antar agama, yaitu antara milisi anti-Balaka Kristen dan pejuang seleka Muslim.

Kekerasan anti-Muslim meningkat setelah presiden negara itu, Michel Djotodia, mengundurkan diri pada Januari. Ia digantikan oleh Catherine Samba-Panza, seorang Kristen yang sebelumnya menjabat sebagai walikota ibukota Bangui.

Kristen, yang jumlahnya mayoritas penduduk negara itu, menuduh Muslim mendukung mantan pejuang seleka dan dituduh menyerang keluarga Kristen, penjarahan properti dan melaksanakan eksekusi.

Sejak Desember lalu, sejumlah 173.000 orang terlantar akibat kekerasan antar agama sementara 37.000 lainnya mengungsi ke negara tetangga, menurut badan pengungsi PBB (UNHCR).

Lebih dari 30.000 penduduk dilaporkan telah mengungsi ke Republik Demokratik Kongo di dekatnya, sementara Chad dan Kamerun sekarang menjadi tuan rumah bagi sekitar 5.600 dan 1.000 pengungsi, menurut angka UNHCR. [ded412/AA]

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.