Waspada, Epidemiolog Prediksi Gelombang Ketiga Covid Indonesia Bulan Desember

Waspada, Epidemiolog Prediksi Gelombang Ketiga Covid Indonesia Bulan Desember

JAKARTA(Jurnalislam.com)– Indonesia berhasil melewati serangan pandemi Covid-19 gelombang kedua mulai September 2021. Namun, pandemi corona belum akan berakhir bahkan ada ancaman pandemi Covid-19 gelombang ketiga.

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mulai berkurang. Namun ancaman pandemi Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi.

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Minggu (19/9) ada tambahan 2.234 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.190.763 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 6.186 orang sehingga menjadi sebanyak 3.989.326 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 145 orang menjadi sebanyak 140.468 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 60.969 kasus. Jumlah ini turun 4.097 kasus dari sehari sebelumnya.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memperingatkan gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang berpotensi terjadi di Indonesia. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sejumlah negara tengah menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ketiga tersebut.

Tiga gelombang pandemi Covid-19 dunia masing-masing terjadi pada Januari 2021 sebagai puncak pertama, April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 sebagai puncak ketiga. Sementara, RI baru mengalami dua gelombang pandemi Covid-19.

“Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan,” kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021).

Berikut penjelasan dari epidemiolog terkait pandemi Covid-19 gelombang ketiga yang berpotensi terjadi di Indonesia:

Penjelasan epidemiolog soal pandemi Covid-19 gelombang ketiga

Menurut Epidemiolog Universitas Grifftith Australia Dicky Budiman, pandemi Covid-19 gelombang ketiga sangat mungkin terjadi, sebab mayoritas masyarakat Indonesia belum mempunyai imunitas untuk melawan virus atau tingkat vaksinasi yang masih cukup rendah. “Dalam artian imunitas itu dari vaksin, vaksinasi dosis penuh, apapun vaksinnya. Ini kan 80 persenan (masyarakat) masih rawan karena belum mendapat vaksin,” kata Dicky, Sabtu (18/9/2021).

Tak hanya virus corona varian Delta, tetapi juga varian Alpha maupun varian lain yang dapat membuat kondisi rentan dan mendorong potensi terjadinya pandemi Covid-19 gelombang ketiga. Dicky menuturkan, adanya varian-varian baru Covid-19 juga sangat rawan memunculkan kembali gelombang ketiga.

“Ini yang harus dipahami dan tidak ada negara yang meskipun vaksinasinya sudah lebih dari 60 persen bisa menghindari gelombang ketiga, sulit,” ujar dia.

Dicky menjelaskan, potensi pandemi Covid-19 gelombang ketiga bersifat dinamis. “Dulu saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desemberpun gelombangnya menurun juga, merendah, nggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” tutur dia.

Ia memaparkan, ini disebabkan adanya intervensi yang dilakukan seperti PPKM yang diperpanjang lebih diperkuat. “Prediksi-prediksi ini tidak statis, dinamis banget. Artinya semakin kita konsisten, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada, jauh mengecil,” tambah dia.

Sementara saat ini, Dicky mengatakan, dalam prediksi terakhir sesuai dengan perkembangan situasi terkini, pandemi Covid-19 gelombang ketiga mundur ke Desember.

Sumber: kontan.co.id

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.