UNRWA: Israel Bunuh Rata-Rata Satu Kelas Anak Palestina Setiap Hari Sejak Serangan ke Gaza

UNRWA: Israel Bunuh Rata-Rata Satu Kelas Anak Palestina Setiap Hari Sejak Serangan ke Gaza

GAZA (jurnalislam.com)– Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan fakta mengerikan terkait dampak serangan militer Israel di Jalur Gaza. Dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X (dahulu Twitter) pada Senin (14/7), UNRWA menyatakan bahwa sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023, rata-rata 35 hingga 45 anak Palestina tewas setiap harinya setara dengan satu kelas sekolah UNRWA.

“Setiap hari sejak awal perang di Gaza, rata-rata satu kelas anak-anak terbunuh,” ujar Sam Rose, Direktur Urusan UNRWA di Gaza.

Rose juga menggambarkan penderitaan anak-anak yang setiap pagi harus mengantre demi mendapatkan air dan makanan bagi keluarga mereka aktivitas yang justru membuat mereka menjadi sasaran tembakan.

“Kami melihat anak-anak berdiri di pinggir jalan dengan jeriken kuning, menunggu truk air datang. Salah satu antrean ini menjadi lokasi serangan kemarin,” katanya, merujuk pada insiden pada Ahad lalu di Gaza tengah, di mana pasukan Israel menembaki kerumunan warga di titik distribusi air dan menewaskan sedikitnya tujuh anak.

“Setiap kematian adalah tragedi. Namun yang ini sangat simbolik, mengingat konteksnya. Mereka bukan satu-satunya anak yang tewas di Gaza kemarin, dan sayangnya bukan yang terakhir hari ini,” tambahnya.

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 18.000 anak Palestina telah tewas sejak serangan dimulai. Jumlah total korban jiwa mencapai 58.600 orang, dengan rata-rata hampir 100 korban meninggal setiap harinya dalam beberapa pekan terakhir. Jumlah ini diyakini masih jauh dari angka sebenarnya karena ribuan korban masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan.

𝗞𝗿𝗶𝘀𝗶𝘀 𝗚𝗶𝘇𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗲𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗔𝗻𝗮𝗸-𝗔𝗻𝗮𝗸 𝗚𝗮𝘇𝗮

Penderitaan anak-anak Gaza tak berhenti pada ancaman kematian akibat serangan. Menurut UNRWA, 1 dari 10 anak yang diperiksa di fasilitas kesehatan mereka mengalami malnutrisi.

“Kasus-kasus ini sebelumnya hanya kami lihat di buku teks dan film dokumenter,” ujar seorang perawat kepada UNRWA.

“Sekarang kami menanganinya langsung, setiap hari.”

Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma, menambahkan bahwa malnutrisi akut pada anak-anak sebelumnya jarang terjadi di Gaza sebelum perang. Namun kini, sistem kesehatan yang runtuh dan blokade ketat Israel memperburuk kondisi kemanusiaan secara drastis.

Hingga Juni 2025, sedikitnya 66 anak Palestina dilaporkan meninggal akibat kekurangan gizi. Pemerintah Gaza menyalahkan larangan Israel atas pengiriman susu formula dan makanan bayi, serta penutupan perbatasan yang membuat distribusi bantuan kemanusiaan terhenti.

𝗔𝗻𝗮𝗸-𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗚𝗮𝘇𝗮 𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗞𝗼𝗿𝗯𝗮𝗻 𝗔𝗺𝗽𝘂𝘁𝗮𝘀𝗶 𝗠𝗮𝘀𝘀𝗮𝗹

Kantor HAM PBB untuk wilayah Palestina pada hari Selasa juga melaporkan statistik mengejutkan: sedikitnya 10 anak per hari kehilangan satu atau kedua kaki akibat serangan Israel. Selain itu, sekitar 40.500 anak mengalami luka baru terkait perang.

Banyak prosedur amputasi dilakukan tanpa anestesi karena keterbatasan fasilitas medis dan obat-obatan. Gaza kini disebut UNICEF sebagai wilayah dengan jumlah anak amputasi tertinggi di dunia.

“Dunia tidak bisa terus membuang muka,” tegas UNRWA. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan