UKRAINA(Jurnalislam.com)–Utusan Ukraina merengek memohon kepada Israel untuk memberikan lebih banyak bantuan perang pada Selasa (02/03/2022), bahkan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pemerintahnya membuka diri ke Kyiv dan Moskow untuk sebagai penengah.
Sementara itu menteri luar negeri Israel mengutuk invasi Rusia. Dan atas permintaan Kyiv, dia mengusulkan agar Israel menengahi pembicaraan damai. Dia juga telah menyuarakan solidaritas untuk Ukraina dan mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Duta Besar Ukraina Yevgen Korniychuk mengatakan Israel belum memenuhi permintaan Ukraina untuk pengadaan helm baja dan senjata pertahanan seperti yang diberikan oleh Barat.
“Kami ingin Israel mendukung kami dengan segala cara di hari-hari yang sulit ini. Kami meminta bantuan kemanusiaannya, untuk memahami kebutuhan rakyat kami,” katanya kepada wartawan.
Israel memang ingin mempertahankan kedekatan dengan sekutu AS-nya meski dalam situasi krisis. Tetapi juga memperhatikan pengaruh militer Moskow di sebelah Suriah, di mana Israel secara teratur menyerang Iran. Komunikasi Israel-Rusia yang terjalin mencegah mereka saling baku tembak secara tidak sengaja.
“Israel secara efektif memiliki perbatasan keamanan dengan Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi. “Mekanisme kerja sama kami membantu dalam pertempuran kami yang gigih melawan kubu Iran di perbatasan utara kami.” terangnya.
Sementara itu Bennett mengatakan “Pendekatan terukur dan bertanggung jawab Israel terhadap krisis memungkinkan kami tidak hanya untuk menjaga kepentingan kami, tetapi juga berguna untuk menjadi pemain yang kredibel, kami salah satu dari sedikit yang dapat berkomunikasi langsung dengan kedua pihak, dan membantu sebagaimana diperlukan”.
“Dan kami memang membantu secara diam-diam,” katanya dalam pidato di markas intelijen Mossad.
Korniychuk juga meminta Israel untuk memperluas kriteria suaka bagi pengungsi Ukraina. Israel yang berpenduduk 9,2 juta mengatakan pihaknya fokus pada 40.000 orang Yahudi Ukraina dan 180.000 orang Ukraina dengan ikatan keluarga Yahudi yang mungkin ingin berimigrasi. (Bahri)
Sumber: Reuters/ The New Arab