UEA Bentuk Pasukan Kesukuan untuk Perangi Pemerintah Yaman

UEA Bentuk Pasukan Kesukuan untuk Perangi Pemerintah Yaman

YAMAN (Jurnalislam.com) – Seorang menteri pemerintah Yaman menuduh Uni Emirat Arab mencoba untuk memisahkan negara tersebut dengan menciptakan tentara regional dan kesukuan di selatan, lansir aljazeera Senin (26/2/2018).

Menteri Perhubungan Yaman Saleh al-Gabwani mengatakan pasukan yang didukung UEA mencegat konvoi pada hari Ahad (25/02/2018) saat dia dalam perjalanan untuk meresmikan sebuah pelabuhan baru, di Balhaf, sebuah kota yang menjadi tuan rumah pabrik gas alam terbesar di Yaman dan merupakan sebuah terminal utama – yang sekarang diduduki oleh pasukan UEA.

Dia mengatakan bahwa Shabwa Elite Force, satu dari beberapa unit yang hanya tunduk pada pasukan UEA, mengatakan kepadanya bahwa orang-orang Emirat memerintahkan agar menghentikan dia mencapai pelabuhan.

200 Polisi dan Tentara Pendukung Presiden Yaman Terguling Diculik Syiah Houthi

“Ada tentara kesukuan dan daerah yang dibentuk oleh Emirati,” Gabwani kemudian mengatakan di depan sebuah pertemuan pejabat lokal dan pemerintah. “Kita sebagai negara tidak bisa menerima kelanjutan dari situasi ini.”

Yaman telah dilanda perang sejak tahun 2015 antara sebuah koalisi pimpinan-Saudi yang mencakup UEA melawan pemberontak yang dikenal dengan Houthi untuk mengembalikan pemerintahan yang diakui secara internasional menduduki kembali tampuk kekuasaan.

Tapi pemerintah, yang sekarang berbasis di kota pelabuhan selatan Aden, berselisih dengan pasukan UEA yang berbasis di sana walaupun UAE adalah sekutu resmi mereka melawan Houthi.

UEA telah melatih dan membiayai pasukan Yaman yang hanya tunduk pada Emiratis dan juga mendukung dewan pro-separatis yang baru, Southern Transitional Council. Pendukung dewan tersebut bertempur di jalan-jalan Aden bulan lalu, meminta pengunduran diri pemerintah Yaman.

Perang Yaman juga telah memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan lebih dari dua juta orang mengungsi dan jutaan orang hidup bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (the World Health Organization-WHO) pada hari Senin (26/02/2018) memperingatkan bahwa epidemi kolera di Yaman yang menewaskan lebih dari 2.000 orang dapat kembali menyerang di musim hujan.

Masjid Bersejarah Abad ke 8 Dibombardir Syiah Houthi Yaman dengan Artileri

Peter Salama, wakil direktur jenderal WHO untuk Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat, mengatakan bahwa jumlah infeksi kolera telah menurun di Yaman selama 20 pekan terakhir setelah mencapai satu juta kasus yang dicurigai menghidap gejala kolera.

“Namun, masalah sebenarnya adalah kita memasuki fase lain musim hujan,” kata Salama kepada kantor berita Reuters di sela-sela sebuah konferensi bantuan internasional di Riyadh, Arab Saudi.

“Biasanya kasus kolera meningkat bersamaan dengan musim hujan, jadi kita memperkirakan satu gelombang kolera pada bulan April, dan potensi kenaikan lainnya di bulan Agustus.”

Yaman juga sangat bergantung pada impor makanan dan berada di ambang kelaparan. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari 22 juta dari 25 juta penduduk Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 11,3 juta orang yang membutuhkannya secara akut.

Bagikan