Tantang Dunia Internasional, Menhan Israel Janji Bangun “Negara Yahudi” di Tepi Barat

Tantang Dunia Internasional, Menhan Israel Janji Bangun “Negara Yahudi” di Tepi Barat

TEL AVIV (jurnalislam.com)– Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, membuat pernyataan kontroversial pada Jumat (30/5/2025) dengan bersumpah akan membangun “negara Yahudi Israel” di wilayah Tepi Barat yang diduduki, meskipun dikecam dunia internasional.

Pernyataan itu muncul sehari setelah pemerintah Israel mengumumkan rencana pendirian 22 permukiman baru di wilayah Palestina langkah yang langsung menuai kritik keras dari berbagai negara dan lembaga internasional.

“Ini adalah tanggapan tegas terhadap organisasi teroris yang mencoba merusak dan melemahkan cengkeraman kami di tanah ini dan ini juga merupakan pesan yang jelas kepada (Presiden Prancis Emmanuel) Macron dan rekan-rekannya: mereka akan mengakui negara Palestina di atas kertas tetapi kami akan membangun negara Yahudi Israel di sini, di atas tanah ini,” kata Katz dalam pernyataan resmi dari kantornya, saat mengunjungi pos permukiman Sa-Nur, Tepi Barat utara.

Ia menambahkan dengan lantang,
“Kertas itu akan dibuang ke tong sampah sejarah, dan Negara Israel akan berkembang dan makmur.”

Tepi Barat sendiri adalah wilayah Palestina yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967. Sejak saat itu, wilayah ini diduduki secara ilegal oleh Israel dan terus dipenuhi dengan permukiman yang dibangun tanpa persetujuan rakyat Palestina, yang menurut hukum internasional dianggap sebagai bentuk penjajahan.

Pos permukiman Sa-Nur sebelumnya telah dievakuasi pada 2005 sebagai bagian dari penarikan Israel dari Jalur Gaza di bawah pemerintahan Ariel Sharon.

Di saat yang hampir bersamaan, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dalam kunjungannya ke Singapura, kembali menegaskan pentingnya pengakuan terhadap negara Palestina.

“Pengakuan negara Palestina, dengan beberapa syarat, bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga kebutuhan politik,” tegas Macron.

Konferensi internasional yang disponsori oleh Prancis dan Arab Saudi dijadwalkan akan digelar di markas besar PBB, New York, pada bulan Juni mendatang. Konferensi ini bertujuan mendorong kembali solusi dua negara sebagai jalan keluar konflik berkepanjangan Israel-Palestina.

Seorang diplomat di Paris menyebutkan bahwa konferensi tersebut bisa menjadi jalan bagi lebih banyak negara untuk mengakui Negara Palestina secara resmi.

Menanggapi pengumuman permukiman baru Israel, Inggris menyebut langkah itu sebagai “rintangan yang disengaja” terhadap kemerdekaan Palestina.

Sementara itu, juru bicara Sekjen PBB António Guterres mengatakan kebijakan Israel tersebut justru mendorong proses perdamaian “ke arah yang salah.” (Bahry)

Sumber: Alarabiya

Bagikan