GHOUTA TIMUR (Jurnalislam.com) – Observatorium Suriah untuk Human Rights (The Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) pada hari Jumat (9/3/2018) mengatakan sedikitnya 931 warga sipil telah terbunuh sejak 18 Februari, Aljazeera melaporkan.
Menurut Doctors Without Borders (MSF), lebih dari 1.000 orang terbunuh.
Badan-badan bantuan PBB telah memohon kepada pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, untuk menghentikan serangan brutal udara dan mengizinkan akses.
Aktivis Ghouta: Rezim Syiah Assad Lakukan Semua Jenis Kejahatan yang Ada di Dunia
Suriah dan Rusia sama-sama berdalih bahwa serangan tersebut diperlukan untuk menghentikan oposisi di sekitar Damaskus, walaupun warga sipil jadi korban.
Rezim Nushairiyah Suriah dan militer Rusia mengklaim telah membuka rute yang aman menurut mereka, bagi warga untuk keluar dari daerah kantong oposisi, namun belum ada yang meninggalkan wilayah tersebut.
13 Truk Bantuan Kemanusian untuk Ghouta Luput dari Serangan Udara Rezim Syiah Assad
Dua Negara yang bersekutu tersebut menuduh para pejuang Suriah menembaki warga sipil untuk mencegah mereka melarikan diri dari pertempuran menuju wilayah pemerintah Assad.
Para pejuang Suriah menyangkal tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa penduduk daerah tersebut belum menyeberang ke wilayah rezim karena mereka takut akan penganiayaan yang sering dilakukan oleh rezim.