ANKARA (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat (22/12/2017) malam berbicara secara terpisah dengan rekan-rekannya dari Jerman dan Palestina tentang Yerusalem, kata sumber yang dekat dengan presiden kepada Anadolu Agency.
Erdogan berbicara dengan Frank-Walter Steinmeier dan Mahmoud Abbas tentang keputusan AS yang banyak dikritik untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, kata sumber tersebut, yang meminta tidak disebutkan namanya karena pembatasan untuk berbicara dengan media.
Percakapan tersebut muncul menjelang pemilihan anggota Majelis Umum PBB hari Kamis yang sangat menolak upaya AS di Yerusalem.
Mahmoud Abbas Desak EU Pimpin Upaya Perdamaian, Bukan AS lagi
Pada 6 Desember, Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel meski mendapat tentangan di seluruh dunia. Keputusan tersebut memicu demonstrasi kemarahan di seluruh dunia Muslim.
Sebuah resolusi Dewan Keamanan sebenarnya yang akan lolos dengan suara bulat namun dipatahkan hanya dengan sebuah hak veto AS. Setelah itu Majelis Umum mengeluarkan sebuah resolusi yang menolak langkah AS, dengan kemenangan 128 suara yang mendukung dan 9 suara yang menolak.
Suara Majelis Umum tidak mengenal veto.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pejabat tinggi Turki lainnya telah berada di garis depan internasional untuk menentang langkah AS, dengan mensponsori resolusi PBB dan mengadakan pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam, juga tindakan lainnya.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Timur Tengah, dengan warga Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara merdeka di Palestina.