SOMALIA (Jurnalislam.com) – Setidaknya 10 orang tewas dalam serangan bom mobil di sebuah hotel di Mogadishu, ibukota Somalia.
Sirene ambulans dan tembakan segera terdengar setelah ledakan pada hari Ahad (26/07/2015), dekat Jazeera Palace Hotel, yang sering dikunjungi oleh pejabat pemerintah dan tokoh terkemuka dan merupakan rumah bagi beberapa kedutaan.
Mujahidin al-Shabab dengan cepat mengaku bertanggung jawab atas serangan bom dan senjata terhadap pejabat pemerintah dan pihak sekutu dalam upaya menggulingkan pemerintah boneka Somalia.
"Sebuah bom mobil meledak di gerbang Jazeera Hotel," Major Nur Osoble, seorang polisi, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
Pasukan AU di Somalia (AMISOM) mengatakan mereka membantu mengevakuasi yang terluka.
Hotel ini telah menjadi target penyerang al-Shabab di masa lalu, termasuk pada 2012 ketika bom mobil menghantam hotel saat Presiden Hassan Mohamud berada dalam hotel.
Pada hari Sabtu mujahidin al-Shabab mengeksekusi Abdulahi Hussein Mohamud, anggota parlemen, memberondong kendaraan dengan tembakan saat melakukan perjalanan melalui distrik selatan Mogadishu, serta membunuh dua penjaga dan sopirnya.
Mujahidin Al-Shabab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "pejuang Mujahidin menargetkan anggota parlemen dan pengawalnya", dan menambahkan bahwa Al Shabab "akan terus menargetkan" para legislator.
Serangan pada hari Ahad tersebut terjadi sehari setelah Presiden AS Barack Obama selama kunjungannya ke Nairobi, di negara tetangga Kenya, mengatakan bahwa walaupun al-Shabab telah "melemah", ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh mereka tetap ada secara keseluruhan.
"Kami telah mampu menurunkan kekuasaan mereka yang efektif di Somalia dan telah melemahkan jaringan-jaringan yang beroperasi di sini, di Afrika Timur, tapi tidak berarti masalahnya selesai" katanya.
Deddy | Aljazeera | Jurniscom