INDIA(Jurnalislam.com) – Aksi protes telah meletus diberbagai kota di India, mereka mengutuk pembongkaran rumah dan toko milik Muslim, dimana mereka menyebutnya sebagai “keadilan buldoser” yang ditujukan untuk menghukum aktivis muslim selaku kelompok minoritas.
Pada Ahad (12/06/2022), pihak berwenang di negara bagian utara Uttar Pradesh mengendarai buldoser untuk meruntuhkan rumah Javed Ahmad, yang dituduh terkait dengan aksi protes kelompok muslim yang berubah menjadi kekerasan pada Jum’at lalu. Polisi juga telah menangkap Ahmad pada hari Sabtu.
Aksi protes dipicu oleh pernyataan yang menghina Islam dan Nabi Muhammad baru-baru ini yang dilakukan oleh dua juru bicara Perdana Menteri Narendra Modi dari Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP).
Partai itu menangguhkan sanksi salah satu dari mereka dan satunya telah di pecat, karena mengeluarkan pernyataan yang “sangat mencela dan penghinaan terhadap kepribadian agama mana pun.”
Buldoser juga menghancurkan properti pengunjuk rasa di dua kota lain di Uttar Pradesh pekan lalu.
Sementara sebelumnya pada bulan April, pihak berwenang di New Delhi menggunakan buldoser untuk menghancurkan toko-toko milik Muslim beberapa hari setelah kekerasan komunal di mana puluhan orang telah ditangkap.
Insiden serupa telah dilaporkan juga terjadi di negara bagian lain,
“Pembongkaran tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap norma dan etika konstitusional,” kata Nilanjan Mukhopadhyay, seorang pakar politik nasionalis Hindu dan penulis biografi Modi, kepada The Associated Press sebagaimana dilansir The New Arab (15/06/2022).
Pada hari Selasa, 12 orang terkemuka, termasuk mantan hakim dan pengacara Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi, mengirim surat kepada hakim agung India mendesaknya untuk mengadakan sidang tentang pembongkaran tersebut, karena dianggap ilegal dan “suatu bentuk hukuman di luar hukum kolektif”.
Mereka menuduh pemerintah Uttar Pradesh menekan perbedaan pendapat dengan menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Dua orang pengunjuk rasa yang memprotes pernyataan juru bicara partai BJP dilaporkan tewas karena luka tembak dalam bentrokan dengan polisi pada hari Jum’at di Ranchi, ibu kota negara bagian Jharkhand.
Selama akhir pekan, kepala menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, yang juga seorang biksu Hindu yang menjadi politisi partai, mengatakan kepada otoritas negara bagian untuk menghancurkan bangunan ilegal milik orang-orang yang terkait dengan protes pada hari Jumat, di mana lebih dari 300 orang peserta aksi ditangkap.
Pada hari Ahad, buldoser mengubah rumah Ahmad menjadi puing-puing setelah pihak berwenang mengklaim itu dibangun secara ilegal, namun telah dibantah oleh pengacara dan keluarga Ahmad.
“Kalau pembangunannya ilegal, kenapa tidak ada tindakan lebih awal? Mengapa pemerintah menunggu sampai kerusuhan terjadi?” tanya Shaukat Ali dari partai politik All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen.
Para pejabat mengatakan pembongkaran hanya menargetkan bangunan ilegal, tetapi kelompok hak asasi manusia menilai adanya upaya untuk melecehkan dan meminggirkan kelompok Muslim, menunjuk pada gelombang meningkatnya polarisasi agama di bawah pemerintahan Modi.
Pada hari Sabtu, penasihat media Adityanath men-tweet foto buldoser dan menulis, “Kepada para perusuh, ingatlah setiap hari Jumat diikuti oleh hari Sabtu,” menunjukkan akan ada dampak.
Kata-katanya memicu reaksi langsung, banyak warga India menyebut penghancuran itu sebagai hukumannya,
“Itu adalah ancaman bahwa jika Anda bersuara menentang pemerintah atau BJP, rumah Anda akan dihancurkan,” kata Lenin Raghuvandhi dari Komite Kewaspadaan Rakyat untuk Hak Asasi Manusia. (Bahri)
Sumber: The New Arab