Politik Ekonomi Islam Dalam Hegemoni Kapitalisme dan Sosialisme (4)

Politik Ekonomi Islam Dalam Hegemoni Kapitalisme dan Sosialisme (4)

 

Oleh: Dr. H. Mohammad Ghozali, MA

 

 

Realitas propaganda yang mengajak menjadikan pertumbuhan pendapatan nasional (National Income) sebagai asas system ekonomi. Dan realitas ini juga selanjutnya mempropagandakan untuk membuat perencanaan ekonomi dan pengembangannya. Sebenarnya ini merupakan propaganda agar system ekonomi kapitalisme dijadikan asas bagi system ekonomi umat Islam. Mereka berupaya menjadikan kehidupan ekonomi sebagai asas kehidupan dan sebagai asas interaksi diantara manusia. Realita pula menyatakan keberhasilan mereka mengubah mindset umat Islam dalam peradaban sekarang ini.

Padahal buah propaganda ini adalah kedzaliman terhadap mayoritas secara merata yang dirasakan oleh manusia manusia yang lemah dan menciptakan kemiskinan dalam masyarakat, serta menghilangkan nilai-nilai akhlaq yang luhur.

Kerusakan Sistem Sosialisme

Adapun sosialisme yang dipropagandakan oleh sebagian penguasa negeri-negeri arab sebagai sosialisme Arab, sebenarnya merupakan salah satu wjud sosialisme yang dinamakan sosialisme negara. Eropa sendiri sebagai produsen ide ini telah berpaling daripadanya, bahkan menyebutnya namanya saja tidak suka, yaitu setelah tampak keburukan dan kekejiaannya.
Tetapi sebuah hal yang berlawanan dari produsen ide ini Mesir yang berusaha menerapkannya, mereka terkenal dengan strateginya menempuh langkah yang kedua sebelum langkah yang pertama. Mereka ingin menerapkan sosialisme, padahal orang sosialis belum ada di sana.

Munculnya sosialisme ini akibat dari kedzaliman yang diderita oleh masyarakat yang ada di negeri-negeri kapitalis yaitu Eropa dan Rusia akibat diterapkannya system kapitalis. Mereka banyak melihat kedzaliman dengan tidak meratanya kepemilikan individu diantara manusia. Olehkarena itu, sosialis memulai berfikir tentang kepemilikan. Sekelompok dari orang sosialis berpendapat perlunya persamaan secara riil dalam kepemilikan, mereka terbagi dalam tiga kelompok ;

Berpendapat perlunya persamaan jumlah, maksudnya perlu persamaan dalam tiap-tiap yang mereka manfaatkan, dimana masing-masing individu mendapatkan seperti yang diberikan kepada yang lain.

Berpendapat persamaan komunisme, maksudnya perlu memelihara pendistribusian pekerjaan menurut kemampuan masing-masing, dan memelihara pendistribusian hasil (pendapatan) sesuai kebutuhan masing-masing individu.

Persamaan alat produksi, sebab barang-barang yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap individu. Artinya persamaan model ketiga ini dapat direalisasikan jika bagi masing-masing individu disediakan alat-alat produksi seperti yang dimiliki orang lain.

Inilah doktrin yang telah diterapkan di Rusia menurut konsep Karl Mark yang diperjelas oleh Nikolai Lenin dan Josep Stalin lalu Nikita Khrushchev dalam rangka mencapai komunisme.
Sosialisme negara hakekatnya adalah sosialisme formalitas atau semu (pseudo socialism), artinya socialism semu ini mengamati setiap keadaan untuk dijadikan kepentingan umum, yaitu mengubah kepemilikan individu (private property) menjadi kepemilikan umum ( collective property).. Dan itulah yang dinamakan dengan nasionalisasi. Yakni usaha untuk mengubah kepemilikan individu menjadi kepemilikan umum. Memberlakukan limitasi terhadap kepemilikan individu, membuat peraturannya yang menetapkan batas maksimal atas bunga dan sewa.
Metode penerapan sosialisme iani adalah Negara menetapkan dan menerapkan undang-undang. Mereka berpendapat dengan ditetapkanya undang-undang akan terjamin pemelihaan terhadap kepentingan umum dan perbaiki taraf hidup pekerja, seperti mengistruksikan pajak pendapatan, modal, harta warisan dan apa saja yang menyebabkan kurangnya kesenjangan kekayaan.

Oleh karena itu Eropa ketika memulai usaha menerapkan sosialisme ini, Eropa menempuh dengan membentuk opini umum tentang sosialisme berdasarkan pemahamannya, setelah itu mulailah usaha dengan menerapkannya.

Adapun teori materialisme yang yang di cetuskan oleh Karl Marx merupakan asas berfikirnya kaum sosialisme dimana kehidupan, manusia dan alam merupakan materi yang berevolusi sendiri secara alami sesuai hukum alam, sehingga tidak ada sebutan al Kholiq (yang menciptakan) dan tidak ada pula makhluk (yang diciptakan). Sebab yang ada hanyalah evolusi materi.

Mari kita uji sebagaimana yang mereka katakan mengenai kejadian Uni Soviet ketika beralih pada sosialisme, tidak terjadi akibat evolusi materi, dan juga bukan akibat dari perjuangan kelas yang membawa pada perubahan pada perubahan system ke system. Namun perubahan itu terjadi setelah sebuah kelompok berhasil meraih kekuasaan melalui revolusi berdarah. Baru setelah itu mereka mulai menerapkan pemikiran-pemikiran atas rakyat. Ini berarti tidak diragukan lagi bahwa doktrin tersebut membuktikan kelirunya doktrin tersebut.

Selain itu pemikiran yang lahir dari sosialisme ini, yaitu materialism historis dan evolusi materi adalah pemikiran yang keliru sebab bertentangan dengan fithrah manusia. Materi tidak berevolusi dengan sendirinya. Namun melalui pengaruh hukum. Dan hukum inilah yang membuat cara tertentu hingga terjadi perpindahan dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Konversi ini tidak terjadi dari materi.

Oleh karena itu konversi itu terjadi melalui sesuatu yang lain di luar materi. Yaitu selain materi ada sesuatu yang lain yang memaksanya hingga terjadi terjadi perubahan (konversi) dari keadaan yang satu kepada keadaan yang lain. Kekuatan yang memaksakan (factor ekstern) itulah yang menyebabkan materi berubah bentuk . Dengan demikian tidak ada evolusi yang terjadi sendiri . Ini menunjukkan kerusakan filsafat materialism serta kerusakan system yang lahir darinya. Berdasarkan aspek ini, maka system sosialisme marxisme adalah system yang rusak.

Bagikan