PBNU Agendakan Pembenahan Sistem Kurikulum Pendidikan di Perguruan Tinggi 

PBNU Agendakan Pembenahan Sistem Kurikulum Pendidikan di Perguruan Tinggi 

REMBANG(Jurnalislam.com)–Salah satu agenda Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027 adalah soal pembenahan sistem pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama khususnya sistem pendidikan tinggi.

 

Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dalam acara penyerahan sertifikat wakaf untuk pembangunan gedung UNU Sumsel di Pondok Pesantren Ar-Rahman Tegal Binangun Desa Plaju Darat Kota Palembang, Kamis (3/3/2022).

 

“Kami sedang mengagendakan pengembangan suatu model perguruan tinggi yang baru yaitu dengan sistematika program-program studi beserta kurikulum-kurikulumnya; yang nantinya akan  kerja sama dengan berbagai lembaga internasional yang terkemuka,” ungkap Gus Yahya.

 

Kerja sama ini, lanjut Gus Yahya, nantinya akan melibatkan lembaga pengelola perguruan tinggi NU dengan sejumlah perguruan tinggi internasional di Timur Tengah maupun di Perguruan Tinggi Barat atau di lingkungan negara tetangga.

 

PBNU akan membangun satu kurikulum yang diharapkan bisa diterapkan untuk semua perguruan tinggi yang ada di lingkungan NU secara nasional. Dengan jaminan kurikulum ini akan diproses dengan satu metode yang akan menjadi kurikulum yang sungguh-sungguh unggul.

 

Jika hal itu mulai diterapkan di seluruh perguruan tinggi NU, kata Gus Yahya, maka perguruan tinggi lainnya akan unggul. “Gagasan dasarnya adalah membangun kurikulum yang responsif dan dinamis,” papar kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah ini.

 

Menyesuaikan zaman Pada kesempatan itu, Gus Yahya berharap agar lembaga-lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi agar memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri secara dinamis dalam melakukan perubahan-perubahan yang terjadi di era sekarang.

 

“Kita ini berada di tengah-tengah arus perubahan besar, bukan hanya di lingkungan dalam negeri tapi juga secara internasional yang berlangsung begiitu cepat dan deras. Maka, lembaga-lembaga pendidikan  lebih-lebih perguruan tinggi harus punya kemampuan untuk menyesuaikan diri secara dinamis untuk melakukan perubahan-perubahan yang terjadi,” ajaknya.

 

Dikatakan, saat ini masyarakat dihadapkan dengan masa penuh ketidakpastian karena perubahan-perubahan yang cepat. Oleh karena itu semua dituntut  memiliki dua kualitas dasar yakni keluhan dan keuletan serta flexibelity dan resilience.

 

“Kita harus luwes untuk cepat menyesuaikan diri dengan perubahan. Dan, kita harus ulet untuk tidak kenal menyerah, memperjuangkan, mengupayakan apa yang menjadi tujuan dan target-target kita,” ujar Pengasuh Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang itu.

sumber: nu.or.id

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.