GAZA (jurnalislam.com)– Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (4/11) menyatakan telah mendistribusikan paket makanan kepada sekitar satu juta warga Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan, namun memperingatkan bahwa lembaga-lembaga kemanusiaan masih berlomba menyelamatkan nyawa di tengah pembatasan akses yang diberlakukan Israel.
Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan operasi mereka masih sangat terhambat oleh penutupan berkelanjutan Israel terhadap penyeberangan di wilayah utara Gaza, di mana jutaan warga terancam kelaparan.
“Tiga setengah minggu setelah gencatan senjata, kami telah menjangkau sekitar satu juta orang di seluruh Gaza,” kata Abeer Etefa, juru bicara WFP untuk Timur Tengah, dalam konferensi pers dari Kairo.
“Itu bagian dari operasi besar untuk mengatasi kelaparan di Gaza. Tetapi kami membutuhkan lebih banyak akses lebih banyak penyeberangan perbatasan yang dibuka dan izin melintasi jalan-jalan utama di dalam Jalur Gaza,” ujarnya.
Gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat antara Israel dan Hamas sejak 10 Oktober telah memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah terbatas. Namun, kelompok-kelompok bantuan internasional menilai volume bantuan tersebut masih jauh di bawah kebutuhan sebenarnya.
𝗧𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗗𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶𝗯𝘂𝘀𝗶 𝗠𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗧𝗲𝗿𝗯𝗮𝘁𝗮𝘀
Etefa menjelaskan, WFP menargetkan 1,6 juta warga Gaza dengan paket bantuan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan satu keluarga selama sepuluh hari. Hingga kini, baru 44 dari 145 titik distribusi yang direncanakan berhasil dibuka. WFP juga menyediakan roti segar setiap hari bagi 700.000 orang melalui 17 toko roti di berbagai wilayah Gaza.
Meski terdapat sedikit kemajuan, konsumsi pangan warga Gaza disebut masih “jauh di bawah tingkat sebelum perang.” Sebagian besar keluarga hanya bisa bertahan hidup dengan sereal dan kacang-kacangan, sementara daging, telur, dan sayuran hampir tidak tersedia.
Situasi diperparah dengan melonjaknya harga bahan pangan.
“Sekarang harga satu apel setara dengan satu kilogram apel sebelum perang,” kata juru bicara WFP lainnya, Nour Hammad.
WFP menegaskan bahwa mereka baru mampu memenuhi sekitar separuh kebutuhan pangan di Gaza. Truk-truk bantuan hanya dapat masuk melalui penyeberangan Karem Abu Salem dan Kissufim, yang menjadi titik kemacetan dan menghambat distribusi ke wilayah utara yang paling terdampak.
“Kami belum menerima penjelasan mengapa penyeberangan di utara masih ditutup,” ujar Etefa.
“Kebutuhannya sangat mendesak. Kami benar-benar sedang berlomba untuk menyelamatkan nyawa.” pungkasnya. (Bahry)
Sumber: TRT