ANKARA (Jurnalislam.com) – Anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki saat ini pada hari Rabu (15/11/2017) mengkritik AS atas kesepakatan antara PKK/PYD dan kelompok Islamic State (IS).
Kesepakatan tersebut memungkinkan ratusan milisi IS melarikan diri dari kota besi Raqqah.
“Suriah akan menjadi Vietnam kedua untuk Amerika,” kata Metin Kulunk dalam sebuah konferensi pers pada hari Rabu, lansir Anadolu Agency.
Kulunk, seorang anggota parlemen dari provinsi Istanbul, mengatakan bahwa ada pihak di pemerintahan AS yang menginginkan penurunan dalam hubungan Turki-AS.
Dia meminta AS untuk berhenti berurusan dengan organisasi teroris PKK/PYD. “Jika Anda ingin menguasai wilayah tersebut, ada konsekuensinya. Hadapi dulu Turki, Iran dan Rusia.”
IS Tinggalkan Raqqah Dibawah Kesepakatan dengan PYD
“Kami bukan koloni, tapi negara merdeka. AS harus menghormatinya,” katanya.
“PKK akan dibersihkan dari Raqqah, Afrin dan Manbij [di Syria] Jadi apa yang akan dilakukan Amerika?”
Pada awal Oktober, PKK/PYD menguasai Raqqah, ibukota de facto IS, dari kelompok itu dalam operasi militer yang didukung AS.
Kulunk mengatakan bahwa AS membuat upaya untuk menunjukkan PKK sebagai “entitas yang menakjubkan” sebagai jawaban atas tindakan bersama Iran, Rusia dan Turki di wilayah tersebut.
BBC melaporkan pada hari Senin bahwa kesepakatan tersebut terjadi antara IS dan SDF, sebuah pasukan yang didukung AS yang sebagian besar merupakan teroris PKK/PYD.
IS Mulai Mengkosongkan Kota Raqqah
Setelah berbicara mengenai evakuasi, penyiar Inggris tersebut mengatakan sebuah konvoi besar yang terdiri dari sekitar 50 truk, 13 bus dan lebih dari 100 kendaraan IS meninggalkan Raqqah menuju wilayah yang dikuasai IS ke tenggara.
Laporan tersebut mengatakan bahwa IS juga menarik sedikitnya 10 kendaraan yang dilengkapi dengan senjata dan amunisi dan pasukannya tersebut termasuk orang asing selain warga Irak dan Suriah.
Dalam sebuah konferensi pers di parlemen, Ilyas Seker, anggota parlemen dari provinsi Kocali barat laut, mengecam AS atas kerja samanya dengan organisasi teroris PKK / PYD.
Begini Pernyataan Donald Trump Setelah Kejatuhan Benteng IS di Raqqah
Seker mengatakan bahwa kesepakatan antara PKK / PYD dan IS menunjukkan kerja sama antara kedua organisasi tersebut.
PYD dan sayap militer YPG adalah cabang PKK Suriah, yang telah berperang melawan Turki selama lebih dari 30 tahun.
Sejak PKK meluncurkan serangan teror di Turki pada tahun 1984, puluhan ribu orang terbunuh, termasuk lebih dari 1.200 orang sejak Juli 2015 saja.
AS dan koalisi sebagian besar mengabaikan hubungan PYD/PYG dengan PKK, yang oleh EU, dan Turki dimasukkan dalam daftar kelompok teroris.
Baru-baru ini, setelah mengumumkan kemenangan di Raqqah, PKK/ PYD merilis sebuah video yang mengabdikan kemenangan tersebut kepada Abdullah Ocalan, pemimpin teroris PKK yang dipenjara di Turki sejak tahun 1999.