JAKARTA(Jurnalislam.com) — Pengamat Ekonomi, Yusuf Wibisono mengatakan, optimisme tinggi Baznas untuk menaikan target penghimpunan dana zakat merupakan keyakinan yang perlu diapresiasi. Namun, dosen ilmu ekonomi Universitas Indonesia ini mengingatkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia kini mengalami perlambatan seiring serangan virus gelombang kedua.
“Optimisme tinggi untuk kenaikan penghimpunan dana zakat ini tentu kita apresiasi, meski kita melihatnya sulit tercapai. Kondisi saat ini, meski sudah mulai dilakukan pelonggaran, namun situasi kita masih rapuh, peluang terjadinya pembalikan arah pandemi masih sangat besar seiring naiknya mobilitas masyarakat mengingat masih rendahnya vaksinasi dan peluang serangan dari mutasi virus baru,” ujar Yusuf.
Menurutnya, secara umum, sebagian besar organisasi pengelola zakat (OPZ), baik Baznas maupun lembaga amil zakat (LAZ) mengalami tekanan dalam menghimpun dana ZIS di masa pandemi. Hanya OPZ besar saja yang menunjukkan pertumbuhan, karena stabilitas ekonomi donatur mereka yang kebanyakan berasal dari kelas menengah atas atau bekerja di sekttor yang tidak terlalu terdampak pandemi, kata dia.
“Sedangkan OPZ menengah-kecil dengan donatur didominasi kelas menengah-bawah, dan penghimpunan mereka menurut dugaan saya mengalami tekanan cukup besar. Dan saya yakin ini masih akan berlanjut di 2021 ini,” sambungnya.
Untuk mengoptimalkan penghimpunan ZIS, Yusuf menyarankan agar Baznas maupun LAZ lain bukan hanya mengandalkan pengumpulan melalui kanal digital, namun juga melakukan langkah yang lebih strategis dengan mendorong kesadaran kelas elit untuk lebih banyak lagi membantu para dhuafa maupun yang terdampak pandemi.
Sumber: republika.co.id