AS Mulai Lancarkan Serangan Udara dan Artileri Sengit pada Benteng IS di Raqqa

AS Mulai Lancarkan Serangan Udara dan Artileri Sengit pada Benteng IS di Raqqa

SURIAH (Jurnalislam.com) – Pemboman berat dan pertarungan sengit terus mengguncang kota Raqqa di Suriah, saat kelompok Islamic State (IS) mempertahankan benteng mereka dari pasukan yang didukung AS, Aljazeera melaporkan, Senin (17/7/2017).

Tembakan, serangan artileri serta serangan udara koalisi pimpinan agresor AS memenuhi udara di lingkungan Raqqa di daerah barat pada hari Senin, yang digambarkan kantor berita AFP sebagai hari terberat pemboman sampai saat ini.

Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS (the Syrian Democratic Forces-SDF) mengatakan bahwa 11 pasukan IS telah terbunuh dalam bentrokan tersebut sejak hari Ahad, sementara kantor berita Aamaq media resmi IS mengatakan bahwa 14 pejuang SDF tewas dalam pertempuran di Raqqa pada hari Ahad saja.

Saat pertempuran berlanjut, asap hitam tebal menghiasi cakrawala kota bersama rumah beton yang dibom dan menara mesjid yang rusak.

“Pasukan Amerika sedang melakukan pemboman dengan mortir,” kata seorang pasukan SDF kepada AFP setelah serangkaian ledakan di dekat garis depan di Raqqa barat.

Kelompok pimpinan Kurdi telah menekan sebuah operasi untuk merebut benteng IS sejak tahun lalu dengan dukungan serangan udara koalisi dan dukungan persenjataan artileri Marinir AS.

AFP melaporkan bahwa pasukan koalisi AS yang berada pada posisi bersama dengan pasukan SDF, di pinggiran kota Jazra di pinggiran barat kota, telah menembakkan artileri ke arah pos IS yang lebih dalam di dalam Raqqa.

“Operasi terus berlanjut, namun ada banyak bentrokan sengit,” kata seorang jurubicara SDF bernama Ahmed, berbicara di kota Ain Issa, 50km utara Raqqa.

“Kami mengambil langkah-langkah mantap dan hati-hati. Yang penting bagi kami bukanlah kecepatan, tapi membebaskan warga sipil dan menyingkirkan Daesh (IS).”

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (The Britain-based Syrian Observatory Observatory for Human Rights -SOHR) yang berbasis di Inggris juga melaporkan kondisi di lingkungan barat daya Kota Tua, menambahkan bahwa sekitar 35 persen Raqqa sekarang berada di bawah kendali SDF.

Gerakan di dalam Raqqa telah terhambat oleh banyaknya ranjau, yang memperlambat pejuang SDF dan juga memiliki konsekuensi buruk bagi warga sipil yang mencoba melarikan diri.

Intensifikasi pertempuran terjadi sepekan setelah pasukan Irak mengumumkan kemenangan melawan IS di kota Mosul, Irak, benteng terbesar mereka.

Hilangnya Raqqa akan menimbulkan pukulan besar bagi IS, namun kelompok tersebut masih memiliki wilayah luas di provinsi timur Suriah, Deir Az Zour, yang berbatasan dengan Irak.

Kantor berita Hawar yang dikuasai Kurdi mengatakan sekitar 180 warga sipil dapat melarikan diri dari wilayah yang dikuasai IS, sementara Observatorium mengatakan jumlahnya ratusan.

Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan bahwa warga sipil melarikan diri dari distrik-distrik yang dikuasai IS.

“Kapan pun ada jeda dalam pertempuran, mereka pergi ke daerah yang dikuasai SDF,” katanya.

SDF di akun media sosialnya mengatakan pada hari Senin bahwa pasukannya “berhasil membebaskan sekitar 500 warga sipil yang terjebak di dalam wilayah Al-Daraiya dan Al-Tayar, serta 150 lainnya dari Kota Tua” di dalam Raqqa.

PBB memperkirakan bahwa hingga 50.000 warga sipil masih tetap terjebak di dalam kota, turun dari sekitar 100.000 orang pada akhir Juni.

SDF memulai sebuah operasi untuk merebut Raqqa pada bulan November 2016 dan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengambil wilayah di sekitar kota sebelum akhirnya memasukinya.

Lebih dari 330.000 orang terbunuh di Suriah sejak konflik dimulai dengan demonstrasi anti-pemerintah pada Maret 2011.

Bagikan