JAKARTA(Jurnalislam.com)— Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas jalin sinergi dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam usaha penumbuhan dan pengembangan wirausaha mandiri di lingkungan Pesantren. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara kedua pihak di kantor Kemenperin, Jakarta, Jumat (17/12/2021).
Penandatangan MoU ini digelar bersamaan dengan perhelatan Indonesia Halal Awards 2021. Menag Yaqut mengatakan bahwa kerjasama ini sangat baik dalam mendukung program kemandirian pesantren yang sudah dilauncing beberapa waktu lalu dan merupakan program prioritas Kementerian Agama Tahun 2021.
Menurutnya, kerjasama dijalin agar kedua pihak bisa saling melengkapi dan mendukung untuk pengembangan ekonomi masyarakat Indonesia dan juga wisata halal yang menjadi amanat Presiden Republik Indonesia. “Saya kira ini sangat baik. Kerjasama ini akan menjadi kolaborasi yang apik sehingga program kemandirian pesantren dapat maksimal hasilnya sesuai harapan kita bersama,” tutur pria yang akrab disapa Gus Men ini.
Wakil Presiden KH Ma`ruf Amin dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia sudah selayaknya menjadi rujukan pusat halal dunia. Sebab, muslim menjadi penganut agama mayoritas di Indonesia.
“Pemerintah memiliki tekad dan komitmen yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produk halal dunia. Penguatan industri produk halal terus diupayakan melalui program dan rencana aksi untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk halal Indonesia,” ujar Wapres.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan mengingat saat ini tingkat global halal exporter teratas justru masih diduduki negara bukan mayoritas muslim, yaitu: India, Amerika, dan Brazil.
“Akselerasi sangat perlu dan penting agar kita bisa segera bertransformasi dari top consumer market halal exporter,” tutur Agus.
Untuk menunjang program ini, pemerintah melakukan kolaborasi lintas kementerian dalam rangka kampanye dan promosi halal skala nasional dan internasional bersama dengan pemangku ekonomi syariah dan halal di Indonesia. “Kami juga melakukan pembinaan kewirausahaan di lingkungan pondok pesantren dalam bentuk santripreneur sejak tahun 2013. Kami telah membina 88 Ponpes dan sekitar 12.000 santri,” pungkas Agus.