JAKARTA(Jurnalislam.com) — Kementerian Agama kembali menggelar Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Ajang tingkat nasional ini diikuti 374 siswa madrasah dari 34 provinsi.
Mereka adalah siswa terbaik yang terseleksi dari 76.496 pendaftar sejak tingkat Kabupaten/Kota. KSM dilombakan dalam tiga jenjang, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
KSM tingkat nasional berlangsung tiga hari, 23 – 25 Oktober 2021. Ajang ini dibuka oleh Dirjen Pendidikan Islam, M Ali Ramdhani, secara virtual, Sabtu (23/10/2021).
“KSM menjadi bagian dari ikhtiar Kementerian Agama dalam mengembangkan bakat siswa madrasah, sekaligus mengintegrasikan sains dengan konteks nilai-nilai Islam,” terang M Ali Ramdhani.
Menurutnya, ikhtiar ini sudah mulai diintensifkan sejak KSM tahun 2018. KSM kali pertama digelar tahun 2012. Sampai 2017, pelaksanaan ujian KSM dilakukan secara terpisah antara mata uji sains dengan konteks keislaman.
“Nah, sejak KSM 2018, kami berupaya mengelaborasi sains dengan konteks nilai-nilai Islam,” tuturnya.
Integrasi sains dan konteks nilai-nilai Islam dalam KSM, kata pria yang akrab disapa Dhani ini, meliputi penggalian nilai-nilai sains dalam konteks Al Qur’an dan konsep-konsep terapan yang ada dalam Islam seperti pada zakat, falak, dan tema lainnya yang kontekstual. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan pribadi-pribadi madrasah yang Ulil Albab. Yakni, pribadi yang mampu menggunakan akal dan pikirannya untuk memahami fenomena alam sekaligus sebagai bukti-bukti keesaan dan kekuasaan sang Maha Pencipta.
“Dengan cara ini, KSM turut serta berperan dalam membangun citra madrasah dan juga sebagai wahana syiar Islam. Sehingga, ke depanya mampu meningkatkan daya saing madrasah, melalui performance penguasaan sains serta nilai-nilai keislaman,” pesannya.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah M Isom Yusqi menambahkan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan KSM. Karena adanya kebijakan pembatasan interaksi antar orang, KSM tahun 2020 digelar sepenuhnya secara daring sehingga disebut KSMO (KSM Online).
Untuk tahun 2021, KSM digelar secara hybrid. KSMO hanya digelar dalam seleksi tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Sementara untuk tingkat nasional para finalis berkumpul di satu lokasi yang telah ditentukan Kanwil Kemenag Provinsi masing-masing. Mekanismenya dengan menerapkan protokol kesehatan dan pengawasan yang sangat ketat.
“Pengawasan langsung dari dewan juri yang ditugaskan ke masing-masing lokasi, dipadu dengan pengawasan secara online yang dikendalikan langsung dari Posko Pusat di Jakarta. Dengan cara ini, diharapkan diperoleh juara KSM yang memang benar-benar juara,” jelas Isom.
“Para peserta akan menjalani dua model ujian, CBT dan eksplorasi atau eksperimen,” sambungnya.
Selain itu, KSM 2021 juga sudah menggunakan soal dengan tiga bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab. Menurut Isom, ini sebagai bentuk persiapan kegiatan KSM 2022 yang direncanakan mulai go international, dengan melibatkan negara-negara sahabat (MABIMS atau OKI).