GAZA (Jurnalislam.com) – Krisis air bertahun-tahun melanda wilayah Khan Yunus, selatan jalur Gaza. Masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari untuk air minum. Krisis air ini hampir merata di seluruh wilayah selatan jalur Gaza, seperti: Khaza’ah, ‘Absan al-Kabirah, al-Jadidah, dan Bani Sahilan”. Perusahaan Israel “Microet” adalah yang menangani distribusi air dan listrik di jalur Gaza.
Krisis air ini menimpa 1000 rumah warga di pemukiman wilayah selatan jalur Gaza yang sampai sekarang belum ada solusinya. Bukan hanya krisis air bersih, namun juga menimpa tanah pertanian dan ladang. Dua pemukiman penduduk di ‘Absan al-Kabirah dan ‘Absan al Jadidah yang terkena krisis air menuntut pemerintah segera mengakhiri krisis ini, karena menghadapi musim panas dan bulan ramadhan.
Krisis air ini mengakibatkan Jumlah debit air yang terus menurun hampir di seluruh wilayah Palestina, yang biasanya 300 mᵌ/jam menurun menjadi 120 mᵌ, bahkan lebih kecil lagi. Bahkan pompa air untuk menyedot tangki penyimpanan juga tidak bisa maksimal akibat krisis listrik yang melanda di jalur Gaza.
Pemimpin kota ‘Absan al-Kabirah menghimbau masyarakat untuk tidak menggunakan air minum dipakai sebagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Hal ini untuk menghemat air untuk kebutuhan air minum warga.Samir Abu Tho’imah wakil kepala daerah ‘Absan al-Jadidah kepada kantor berita net menjelaskan bahwa “wilayah Khan Yunus mengalami krisis air yang sangat berat, menimpa 11 ribu warga .” “Kami bergantung kepada lima sumber air (sumur) yang ada saat ini, terutama di daerah Khan Yunus saat ini sumur-sumur mengering (debit air mengecil dari 120 mᵌ sampai 50 mᵌ/jam)”. Tambahnya.
“Jumlah debit air ini tidak bisa memenuhi semua kebutuhan air warga, air yang diterima warga dari perusahaan “microet” Israel di empat daerah di Khan Yunus hanya 600 mᵌ /hari. Kondisi ini terjadi hampir setiap tahun ketika musim panas tiba”. Jelasnya.
Abu Tha’imah menjelaskan bahwa “krisis ini menyebabkan warga semakin marah akhir-akhir ini, para petani juga mengalami hal yang sama”. “krisis air ini semakin parah tiga tahun terakhir, tidak ada solusinya, kami menunggu pembangunan pusat air baru di Jalur Gaza.”
“Sumber air yang lama dan ada sekarang tidak layak untuk dikonsumsi warga, ditambah lagi krisis listrik menambah kesengsaraan warga karena pompa air yang ada tidak bisa mengalirkan air ke rumah-rumah penduduk.”
Di Jalur Gaza selama bertahun-tahun mengalami krisis air yang berkepanjangan. Apalagi ketika masuk musim panas. masyarakat tidak bisa menikmati air bersih dan air minum yang layak sehingga menambah kesengsaraan hajat hidup di jalur Gaza.
Sumber: Suara Palestina | Editor: Ally Muhammad Abduh