WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Komando Pusat AS (Central Command-CENTCOM) hari Senin (20/6/2017) mengkonfirmasi bahwa mufti agung IS Turki al-Bin’ali terbunuh dalam serangan udara 31 Mei di Mayadin, Suriah, Long War Journal melaporkan.
Mayadin, yang berada di provinsi timur Suriah, Deir Ezzor, telah menjadi pusat personil senior khilafah tersebut. AS telah menargetkan beberapa tokoh berprofil tinggi di atau dekat kota tahun ini.
Awal bulan ini, beberapa laporan di media sosial IS dan di media massa mengindikasikan bahwa al-Bin’ali telah terbunuh. Kematiannya pertama kali dikonfirmasi oleh Dewan Keamanan Wilayah Kurdistan (the Kurdistan Region Security Council-KRSC), yang membantu mengkoordinasikan serangan udara koalisi melawan IS. Twitter resmi KRSC juga memuat gambar al-Bin’ali yang terlihat di sebelah kanan.
Sebagai “ulama ketua” IS, “al-Bin’ali memainkan” peran sentral dalam merekrut pasukan asing dan memprovokasi serangan di seluruh dunia,” menurut CENTCOM.
CENTROM secara akurat menggambarkan al-Bin’ali sebagai “kepercayaan dekat Baghdadi’s.
Departemen Keuangan AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjuk al-Bin’ali sebagai DPO pada tahun 2016.
Menurut PBB, dia “dipilih sebagai penasihat agama utama” untuk IS pada November 2014, hanya beberapa bulan setelah dia pindah ke Suriah. Dia menulis “fatwa” untuk kamp pelatihan kelompok tersebut dan ditugaskan untuk “menyelesaikan perselisihan” di dalam organisasi. PBB juga menggambarkan al-Bin’ali sebagai “kepala polisi kepatuhan agama” dan “unit akuntabilitas” IS, yang merupakan salah satu mekanisme kontrol organisasi otoriter tersebut.
Al-Bin’ali adalah advokat awal atas nama Baghdadi dan proyek pembangunan khilafahnya.
PBB mencatat bahwa dia “menulis materi propaganda” untuk kelompok tersebut, “termasuk seruan agar umat Islam menyatakan kesetiaan kepada” Baghdadi pada awal bulan April 2013. Ini adalah saat sebelum perintah umum Al Qaeda tidak mengakui organisasi Baghdadi pada bulan Februari 2014, dan lebih dari setahun sebelum deklarasi khilafah Negara Islam secara sepihak pada 2014.
Karya-karya Al-Bin’ali termasuk biografi Baghdadi yang membela “kualifikasinya untuk menjadi apa yang disebut ‘khalifah’, dan sebuah esai yang mengemukakan argumen hukum dan bukti tulisan yang digunakan oleh [Negara Islam] untuk mengumumkan pendiriannya ‘khilafah’ mereka,” PBB melaporkan di halaman penunjukannya.