PARIS (Jurnalislam.com) – Perancis telah menunda rencana kenaikan harga bahan bakar minyak untuk enam bulan setelah demonstrasi kekerasan meletus selama beberapa pekan, perdana menteri mengumumkan pada hari Selasa (4/12/2018).
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Edouard Philippe mengatakan kemarahan rakyat harus didengar, menambahkan bahwa langkah itu bertujuan untuk menghentikan kekerasan dan memulihkan ketertiban umum.
Philippe juga mengatakan penangguhan enam bulan juga akan berlaku untuk kenaikan harga listrik dan gas.
Ribuan pengunjuk rasa “rompi kuning (yellow vest)” telah berkumpul di kota-kota besar Prancis termasuk Paris sejak 17 November untuk memprotes pajak bahan bakar kontroversial Presiden Emmanuel Macron dan memburuknya situasi ekonomi di Prancis.
Demonstran, yang umumnya tinggal di daerah pedesaan karena harga sewa yang tinggi di kota-kota, meminta Macron untuk memotong pajak bahan bakar dan membuat pengaturan ekonomi untuk memudahkan hidup mereka.
Pada hari Sabtu, polisi Prancis menindak pengunjuk rasa di sekitar Champs-Elysees yang terkenal di Paris dengan gas air mata dan meriam air.
Baca juga:
-
Demo Kenaikan BBM di Paris Rusuh, 222 Pasukan Keamanan Terluka
-
Presiden Perancis: Beberapa Bulan Lagi Islam akan Dipraktekan di Setiap Tempat di Negara Ini
-
Ganti Dolar AS ke Euro, Turki Tingkatkan Hubungan Ekonomi dengan Perancis
-
Perancis Berlakukan Larangan Perjalanan 18 Warga Saudi
Demonstran membakar sejumlah besar kendaraan dan tempat sampah serta melempari batu dan botol ke arah polisi.
Dalam kerusuhan, sedikitnya 3 orang tewas, sementara 1.043 lainnya – termasuk 222 pasukan keamanan – terluka, dan sebanyak 1.424 orang ditangkap.
Menurut survei baru-baru ini, 84 persen orang Perancis – kebanyakan dari kelompok berpendapatan menengah – mendukung protes.
Selama setahun terakhir, harga bahan bakar di Prancis naik lebih dari 20 persen.
One thought on “Kerusuhan Meningkat, Perancis Tunda Rencana Kenaikan Harga BBM”