JAKARTA (jurnalislam.com)– Baitul Maqdis Institute, sebuah lembaga yang berfokus pada perjuangan Palestina, menyatakan kekecewaannya terhadap hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-negara Arab dan Islam di Doha, Qatar, pada (17/92025).
Menurut Direktur Utama Baitul Maqdis Institute Ustadz Fahmi Salim Lc. M.A, KTT tersebut belum mampu menghasilkan langkah-langkah konkret untuk menghentikan agresi brutal Israel terhadap Palestina dan wilayah Timur Tengah.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi jurnalislam, Ustadz Fahmi Salim Lc. M.A juga menilai KTT Doha hanya menghasilkan kecaman dan kutukan yang bersifat normatif, tanpa diikuti oleh sanksi atau tindakan nyata.
“Hal ini memperkuat keyakinan bahwa Israel telah berhasil mengukur kelemahan sikap politik kolektif negara-negara Islam,” ungkapnya.
Pernyataan ini muncul di tengah semakin intensnya serangan militer Israel yang secara terang-terangan menargetkan warga sipil di Gaza. Ironisnya, di saat yang sama, Israel justru kembali menegaskan komitmennya untuk memburu dan menyerang Hamas “di manapun mereka berada,” sebuah pernyataan yang dinilai sebagai bentuk arogansi kekuasaan militer.
Menanggapi situasi ini, Baitul Maqdis Institute merilis beberapa poin pernyataan sikap, di antaranya:
- Baitul Maqdis Institute menyatakan rasa kekecewaan atas hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Doha yang hingga saat ini belum menghasilkan langkah konkret untuk menghentikan genosida yang terus berlangsung di Gaza serta agresi militer Israel di kawasan Timur Tengah.
- Kecaman dan kutukan yang disuarakan oleh para pemimpin negara peserta KTT umumnya masih bersifat normatif dan tidak disertai dengan sanksi maupun tindakan nyata. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa Israel telah berhasil mengukur kelemahan sikap politik kolektif negara-negara Islam.
- Lebih jauh, di tengah berlangsungnya forum KTT Doha, Israel secara terbuka kembali menegaskan komitmennya untuk terus memburu dan menyerang posisi Hamas “di manapun mereka berada” sebuah pernyataan yang menunjukkan arogansi kekuasaan militer tanpa takut akan tekanan internasional, bahkan dari negara-negara kawasan.
- Kami mendukung penuh usulan pembentukan aliansi militer negara-negara Islam yang sebelumnya pernah diusulkan oleh Pemerintah Turki dan kini kembali ditegaskan oleh Irak. Aliansi semacam ini diperlukan sebagai bentuk pertahanan kolektif menghadapi agresi Israel yang terus meluas dan mengancam stabilitas kawasan.
- Baitul Maqdis Institute juga mendorong negara-negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) untuk segera membentuk pakta pertahanan bersama yang didukung oleh negara-negara Islam lainnya, sebagai langkah preventif maupun responsif terhadap kemungkinan serangan Israel terhadap salah satu atau beberapa negara anggota.
- Boikot ekonomi total terhadap Israel. Sebagai bentuk nyata penolakan terhadap arogansi penjajah, kami mengusulkan agar negara-negara Arab dan Islam melakukan penghentian total hubungan dagang dengan Israel. Ini bukan hanya langkah simbolik, melainkan strategi nyata yang dapat menekan kekuatan ekonomi Israel yang menopang agresi militernya.
- Baitul Maqdis Institute akan terus menyuarakan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan menyerukan kepada seluruh elemen umat Islam untuk mendesak para pemimpin negara Islam agar tidak berhenti pada retorika, tetapi segera mengambil tindakan nyata, tegas, dan terukur dalam menghadapi agresi Israel.